Tabloidnova.com - Menurut WHO, jumlah penderita kanker anak hingga tahun 2012 mencapai 175.300 kasus, di mana 96.400 anak meninggal karena penyakit ganas tersebut. Di DKI Jakarta sendiri, menurut Kementerian Kesehatan, jumlah kasus kanker anak adalah 601 kasus dari 12.792 kasus atau sekitar 4,7 persen.
(Baca: Kanker, Penyebab Kematian Terbanyak Kedua pada Anak-anak)
Penelitian menunjukkan bahwa penyebab kanker pada anak umumnya adalah perubahan DNA yang menyebabkan sel menjadi berpotensi kanker. DNA mengatur pertumbuhan sel, pembelahan sel, hingga mematikan sel tersebut. Nah, gen yang bertugas untuk membantu sel agar tetap berkembang adalah onkogen dan gen yang mematikan sel disebut gen supresor tumor. Perubahan DNA ini bisa menyebabkan onkogen berfungsi atau mematikan fungsi gen supresor tumor.
Jadi, berbicara tentang penyebab kanker pada anak, meski ada faktor turunan, perubahan DNA lebih banyak memengaruhi kemunculan kanker. Hal ini bahkan bisa terjadi sebelum anak tersebut dilahirkan. Proses perubahan DNA tersebut menyebabkan mutasi sel alias kanker.
Gejala Kanker pada AnakSampai saat ini, kanker pada anak belum bisa dicegah. Oleh karena itu, kenali gejala kanker pada anak, lalu lakukan pemeriksaan sesegera mungkin setelah orangtua menemukan gejala yang mencurigakan. Apalagi gejala kanker pada anak sering kali serupa dengan penyakit ringan lainnya. Apa saja gejalanya?
- Ada benjolan atau pembengkakan yang tidak normal.
- Wajah pucat dan mudah lelah padahal tidak terlalu banyak beraktivitas.
- Mudah sekali mengalami memar.
- Anak sulit berjalan.
- Anak terus-menerus demam yang tak kunjung sembuh meski sudah diobati.
- Sering sakit kepala yang kerap disertai muntah.
- Perubahan kemampuan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba.
- Penurunan berat badan yang terjadi mendadak.
Bila mendapati gejala kanker pada anak ini, sebaiknya orangtua segera memeriksakan buah hati ke dokter untuk segera mengetahui pasti apa penyebabnya.
Pengobatan Kanker Anak
Lantas, apa saja pengobatan kanker anak? Selain memastikan gejala melalui pemeriksaan, observasi, dan wawancara, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan x-ray atau tes lainnya. Bila memang ada benjolan tidak normal atau tumor, dokter mungkin akan melakukan biopsi untuk menentukan keganasannya. Bila ternyata positif, pengobatan kanker anak akan dilakukan berdasarkan tipe dan stadium kanker tersebut.
(Baca: Cobaan Terberat Marcella Zalianty: Dokter Bilang Risikonya Kematian(1))
Pengobatan kanker pada anak meliputi operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Selain itu, terdapat beberapa jenis obat antikanker, yaitu kelompok alkaloid vinca, antimetabolit, antibiotik, enzim, dan miscellaneous agent. Menurut situs dharmais.co.id, obat ini bisa ditelan atau disuntikkan ke dalam pembuluh darah, otot, di bawah kulit, di ruang antara dua ruas tulang belakang, atau langsung ke organ tubuh yang terkena kanker.
Kanker yang berkembang cepat membuat kemoterapi lebih ampuh. Tubuh anak mampu menerima dosis kemoterapi yang lebih tinggi sehingga efektivitas pengobatan memiliki peluang lebih besar. Akan tetapi, efek samping pengobatan biasanya membuat dokter lebih hati-hati melakukan pengobatan kanker anak ini.
Bicara soal pengobatan kanker anak, dalam dunia medis dikenal istilah 5 year survival rate atau harapan hidup lima tahun. Tingkat kesembuhan ini didasarkan pada kondisi, usia, tipe kanker, lokasi kanker, pengobatan yang telah dilakukan dan respons kanker pada pengobatan tersebut.
Soca Husein