TabloidNova.com - Apakah Anda suka berdebat dengan orang lain? Kadangkala berdebat malah menimbulkan keributan karena kedua pihak sama-sama tidak mau mengalah. Berikut rambu-rambu saat perdebatan mulai muncul:
1. Berdebat memperkuat konflik. Argumen tidak pernah membantu orang memecahkan masalah atau mencapai kompromi. Argumen selalu melibatkan ketegangan dan keributan sehingga memperburuk kesalahpahaman antara pihak-pihak dan membalikkan keadaan menjadi masalah besar.
Gunakan kata-kata bijak, menghindari kritik, dan pelanggaran. Cobalah mengambil kendali atas emosi Anda dan mengubah sengketa menjadi pembicaraan yang konstruktif, berarti, dan hangat.
2. Menempatkan pada posisi lawan. Memahami kondisi tersebut akan sangat membantu Anda memecahkan masalah sehingga tercapai sebuah kesimpulan. Metode ini membantu melihat situasi lawan dan menyadari motifnya. Selain itu, membantu Anda mendengar dan memahami rekan Anda. Sehingga konflik dan argumen berakhir dengan diskusi yang menyenangkan.
3. Tidak berdebat tentang perasaan. Orang akan merasa benar saat memperdebatkan masalahnya. Anda tak bisa mengatakan kalau orang lain tidak punya perasaan, tidak masuk akal, tidak logis, atau terlalu sensitif. Segera putuskan pembicaraan dan mengubah topik. Ketahui batas-batas pribadi, dan jangan berdebat kembali.
4. Terbuka untuk dialog. Semua orang memiliki hak atas apa yang disampaikannya, meski Anda tidak menerimanya. Namun, Anda harus siap menerima dialog terbuka. Karena ketika diskusi berubah menjadi sebuah argumen, orang tidak dapat mendengar satu sama lain karena sudah dalam situasi marah dan defensif.
5. Tidak berdebat tentang masa lalu. Saat berdebat dengan pasangan, ibu, atau teman-teman, jangan mengungkit masa lalu karena akan sangat berbahaya. Biasanya hal ini terjadi pada perempuan yang selalu ingin berhubungan dengan masa lalu. Anda tidak bisa mencela orang atas perbuatan yang dilakukan di masa lalu. Cobalah memahaminya karena hidup terus berjalan.
Noverita K. Waldan