Oleh karena itu, Yusra selalu mengingatkan kepada para konsumen yang senang konsumsi makanan kemasan, untuk selalu membiasakan diri mencari hal-hal mengenai informasi gizi pada label makanan, agar terhindar dari risiko penyakit tidak menular.
Bagaimana cara membaca informasi gizi pada label makanan? Berikut pemaparan Yusra:
1. Takaran saji: Berat atau volume makanan atau ukuran yang lazim untuk satu kali konsumsi (misalnya 35 gram atau 4 sendok makan).
2. Jumlah sajian per kemasan: Satu kemasan dapat mengandung lebih dari satu takaran saji. "Cara menghitungnya mudah, yaitu membagi berat atau isi bersih dengan takaran saji."
3. Energi: Dicantumkan dalam kilo kalori atau kilo Joule (1kkal = 4,2 kJ)
4. Lemak: Jumlah lemak total perlu diperhatikan, tetapi lebih baik lagi apabila dicantumkan juga jumlah lemak jenuh karena dapat meningkatkan kolesterol darah.
5. Sodium/Natrium (garam): Jumlah garam perlu diperhatikan, terutama bagi penderita penyakit darah tinggi (hipertensi).
6. Karbohidrat: Pada bagian karbohidrat, terdapat informasi kandungan serat dan gula. "Saran saya, asupan serat perlu diperbanyak, namun sebaliknya kandungan gula perlu dikuangi."
7. Vitamin dan mineral: Perhatikan vitamin dan mineral yang penting untuk memelihara kesehatan, antara lain vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium.
8. Persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG): Ditentukan berdasarkan diet 2000 kkal.
Maka, dengan pencantuman Informasi Nilai Gizi pada label produk pangan olahan, lanjut Yusra, "Akan memberikan informasi tentang zat gizi yang ada pada pangan olahan. ING juga dapat membantu konsumen dalam memilih pangan sesuai dengan kebutuhan gizinya, sekaligus menjaga dan memelihara kesehatan konsumen."
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com