Banyak Pengidap Penyakit Kronis Tak Displin Minum Obat

By nova.id, Minggu, 13 Juli 2014 | 15:22 WIB
Banyak Pengidap Penyakit Kronis Tak Displin Minum Obat (nova.id)

TabloidNova.com - Kepatuhan pengobatan menjadi hal penting penanganan penyakit kronis. Untuk itu, dibutuhkan keterlibatan kolaboratif secara sukarela dan aktif dari pasien.

 Kepatuhan menjalani pengobatan juga tak melulu soal konsumsi obat secara teratur, melainkan juga aspek lain seperti pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko. Di samping itu, konsultasi dengan dokter secara berkala dan target pengobatan pun harus dilakukan secara rutin.

Ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan kerap dilakukan pasien, misalnya tidak disiplin minum obat, atau berhenti minum obat tanpa memberitahukan dokter. Padahal, ketidakpatuhan ini bisa berbuntut menjadi masalah yang lebih besar. Sebagai gambaran, penyakit kardiovaskular. Kalau kita memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes, berarti kita memiliki faktor risiko.

"Kolesterol akan menyelip ke dalam pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit. Begitu juga tekanan darah tinggi atau kadar gula darah tinggi yang bisa merusak sel pembuluh darah," ujar Dr. M. Ikhsan Mokoagow, SpPD, M.Med.Sci., spesialis penyakit dalam dari RSCM

Begitu pembuluh darah rusak, maka akan terjadi penyempitan (aterosklerosis). Jika yang menyempit adalah pembuluh darah di jantung, yang terjadi adalah penyakit jantung koroner. Sementara jika pembuluh darah di otak menyempit, maka akan terjadi stroke.

"Ini belum selesai. Kadang-kadang otot jantung rusak sehingga membuat ritme jantung kacau, jantung membesar, gampang capek, kaki bengkak, dan sebagainya. Ini masalah lanjut pada penyakit kronis sehingga kepatuhan pengobatan menjadi penting," lanjutnya. Masalahnya, pasien sering kali menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Contohnya pasien kardiovaskular yang menggunakan obat statin. "Setengah dari jumlah pasien yang menggunakan statin akan menghentikan pengobatan pada bulan ke-6 setelah pemberian obat. Alasannya bermacam-macam, seperti harga obat yang mahal, pasien tidak bisa membaca preskripsi, sulit mendapatkan obat, dan sebagainya."

Padahal, ketidakpatuhan menjalani pengobatan kardioprotektif (betablocker, statin) akan meningkatkan risiko perawatan akibat kardiovaskular sebesar 10 - 40 persen.

Pada pasien osteoarthritis lain lagi. Sebanyak 65 persen yang menggunakan obat antinyeri menghentikan pengobatannya dan tidak pernah lagi membeli obat antinyeri. Di samping itu, 30 persen pasien diabetes juga tak pernah melanjutkan pengobatan. Padahal, ketidakpatuhan terhadap statin, misalnya, dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian hingga 12 - 25 persen.

Hasto Prianggoro