Sama seperti sering tertawa, sikap yang optimis juga bisa mendorong seseorang hidup lebih lama. Dari 243 centenarian yang dievaluasi, mereka rata-rata memiliki sikap yang optimis dan santai.
"Beberapa bukti menunjukkan, kepribadian bisa berubah di antara usia 70 dan 100 tahun, sehingga kita tidak tahu apakah centenarians kami telah mempertahankan kepribadian mereka di seluruh rentang hidup mereka," katanya dalam rilis.
"Namun demikian, temuan kami menunjukkan bahwa centenarians memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu dan basis genetik kepribadian tertentu yang mungkin memainkan peran penting dalam mencapai kesehatan yang baik dan umur yang panjang."
Bahagia
Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences menemukan bahwa orang tua yang selalu merasa bahagia mengalami penurunan risiko kematian sebanyak 35 persen selama lima tahun.
Para peneliti mengevaluasi lebih dari 3.000 orang dengan memantau kebahagiaan mereka sepanjang hari, lalu menindaklanjuti kehidupan mereka lima tahun kemudian untuk melihat berapa dari mereka yang telah meninggal.
"Saya sedikit terkejut bahwa efek kebahagiaan itu begitu kuat, bahkan di antara orang-orang yang memiliki penyakit kronis," kata penulis studi dan profesor University College, London, Andrew Steptoe.
Terbuka
Sebuah studi 2009 yang diterbitkan Journal of American Geriatrics Society sikap terbuka para centenarian membuat mereka jauh dari penyakit saraf (neuroticism). Dan hal itu juga menurun pada keturunannya.
"Kemungkinan neurotisisme rendah dan keterbukaan lebih tinggi akan memberikan manfaat kesehatan," kata penulis studi Thomas Perls, MD, MPH, yang juga direktur New England Centenarian Study.
"Misalnya, orang yang rendah neurotisisme mampu mengelola atau mengatur situasi stres lebih efektif dibandingkan dengan tingkat neurotisisme tinggi. Demikian pula, tingkat keterbukaan yang tinggi telah dikaitkan dengan membangun persahabatan dan merawat diri sendiri."
Ester