Kesal karena si Dia selalu setengah jam lebih lambat memenuhi janji dengan Anda? Jangan lontarkan tuduhan seperti di atas. "Ini bahkan membuatnya lebih mungkin terjadi di lain waktu berikutnya," ungkap Lisa Bahar.
Alih-alih menuduhnya, biarkan dia tahu mengapa tepat waktu menjadi hal itu penting bagi Anda. Misalnya, katakan jika sebenarnya Anda tidak ingin menghabiskan sebagian malam hanya menunggu di sebuah sudut cafe. Cobalah bekerja sama untuk mencari solusi agar menghindari keterlambatan menjadi masalah di masa depan (Misal, SMS si Dia untuk memastikan Anda perlu menunggunya atau tidak, ketimbang mengharapkan dia akan datang tepat waktu).
"Kenapa, sih, kamu marah-marah"
Pria mungkin hanya akan menjawab satu kata ketika Anda bertanya "bagaimana hari ini? Apakah pekerjaan di kantor baik-baik saja?". Atau, mereka suka menenggelamkan kemarahannya sendiri dengan mengaduk-aduk isi lemari es maupun main PlayStation sendiri. Namun semakin Anda berusaha mencari tahu, justru semakin besar kemungkinan si Dia meledak tak terkendali.
"Kadang-kadang, orang dapat melempar kemarahan pada orang terdekat karena suasana hati yang sedang tidak nyaman. Kendati tidak ada hubungannya dengan perilaku kita," ungkap Judi Cineas.
Faktanya, Anda tak harus berusaha mengembalikan suasana hati si Dia yang sedang keruh. Jika si Dia kerap seperti ini, Anda mungkin perlu bicara serius tentang bagaimana menangani kemarahan. Namun bukan di saat si Dia pulang dengan suasana hati yang buruk. Di saat si Dia sedang kesal karena atasan yang uring-uringan atau tim kesebelasan kesayangan kalah bertanding, biarkan saja pasangan tidur atau menghabiskan waktu bersantai cara Dia. Setelah membaik beberapa jam kemudian, cobalah kemukakan subyek tentang mengatasi kemarahan dan bagaimana bersikap Anda.
"Kita harus bicara sekarang"
Dalam beberapa kemungkinan, beradu argumen bisa terjadi lewat berbagai media. Seperti, e-mail, BBM, atau SMS. Jika Anda berdua sedang beradu argumen, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menahan pikiran-pikiran Anda dahulu. Tahan sampai Anda berdua sudah bertemu dan bicara face to face. Kenapa? Bisa jadi saat sedang bertengkar, situasi di sekeliling si Dia sedang tak nyaman. Misalnya, kakak atau atasan si Dia sedang memberi tugas sulit atau menyindir kekurangan dirinya.
Jangan berpikir jika si Dia tak merespon selama setengah jam berarti si Dia mengabaikan Anda. Banyak hal terjadi saat Anda tak berada di hadapannya. Misal, si Dia mendadak diajak rapat oleh atasan.
"Anda mungkin perlu menyepakati untuk tidak bertengkar di SMS atau e-mail. Mengingat, berbicara dengan bertatap muka akan menjadi ajang terbaik Anda belajar memilah apa yang dapat dikatakan pada pasangan dan dimana Anda berdua dapat menjadi lebih tenang," ungkap Johnson.
"Semua itu salahmu"
Ketika Anda ingin berangkat ke bandara pukul 6 sore, si Dia menyarankan lebih baik berangkat satu jam sebelum waktu check in. Sayangnya lalu lintas sedang macet tak terduga sehingga Anda berdua ketinggalan pesawat. Anda marah dan si Dia kelihatan tenang-tenang saja hingga Andapun meledak memuntahkan kata-kata "ini semua salahmu!".
Apa yang Anda lakukan ini tidak memecahkan masalah dan membuat segala sesuatu menjadi panjang. Akan lebih baik jika Anda mengatakan "Aku rasa sepertinya kamu tak mendengarkanku. Memang terdengar lebih praktis dengan usulanmu namun sayangnya aku tidak angkat bicara tadi". Perkataan ini menunjukkan Anda juga menerima tanggung jawab karena terlibat dalam situasi yang tidak enak. Ini juga akan menjadi jalan bagi Anda berdua berbicara tanpa harus memicu masalah baru.
Laili / dari berbagai sumber