Dugaan Iwan Andriansyah (27) sebagai pelaku pembunuh dr Alia Pranita Sari (27) rupanya tak meleset. Iwan mengakui dengan gamblang dia adalah pelaku tunggal pembunuh dr Alia. Motifnya lantaran sakit hati, karena dokter muda yang sudah dipacarinya selama satu tahun itu menolak diajak menikah. Namun polisi mengendus Iwan bukan pelaku tunggal, ada pelaku lain yang membantu memperlancar pembunuhan dr Alia.
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, Minggu, 23 Agustus lalu sekitar pukul 10.00, jenazah Alia ditemukan dalam mobil Honda Jazz merah milik dr Alia, di areal parkir RSUD Selasih Pelalawan Provinsi Riau. Keluarga kehilangan kontak dengan dr Alia sejak Rabu (19/8) pukul 18.00.
Poltabes Palembang, Senin (24/8) sudah menetapkan Iwan sebagai tersangka. Tersangka Iwan sebelumnya dijemput Kasat ReskrimPoltabes Palembang, Kompol Andry Setiawan dari Mapolres Lahat, tak lama setelah Iwan diserahkan langsung orang tuanya ke Mapolres Lahat. Senin (24/8) pukul 03.15 Wib Iwan tiba di Mapoltabes Palembang. Duda beranak satu, putra Kadinas Sosial Empat Lawang, Syahril ini, langsung menjalani pemeriksaan yang kemudian ditetapkan di BAP (Berita Acara Pemeriksaan).
Diperiksa Tiga Jam
Namun, siang harinya Iwan minta diperiksa ulang. Mantan Calon Pegawai Bank Sumsel yang berhenti karena terlibat praktek penggelapan uang ini, mencabut pengakuannya. Keterangan yang dicabut terkait lokasi pembunuhan. Dalam BAP pertama, Iwan mengaku membunuh Alia di Jambi dalam mobil Jazz merah bernopol BG2815 NM milik Alia, Kamis (20/8) pukul 04.00. BAP pertama dicabut. Iwan rupanya membunuh Alia di rumah kontrakannya, BedengHaji Zahri Nomor 6, Jl Dwikora II Lr Tintamas Palembang.
Pencabutan BAP ini memicu dugaan ada orang selain Iwan yang terlibat pembunuhan ini. Kapoltabes Palembang, Kombes Pol Luki Hermawan sempat melontarkannya saat diwawancarai, Senin (24/8)usai olah TKP. "Kita masih selidiki keterlibatan orang ketiga,"katanya. Keterlibatan ini diduga ada kaitannya dengan bukti baru yang ditemukan polisi, soal lokasi pembunuhan Alia.
Cabut BAP
Iwan mencabut BAP pertamanya sesaat setelah dimintai keterangan langsung oleh Kapoltabes Palembang Kombes Pol Luki Hermawan,Senin (24/8) pagi. Rupanya polisi menyodorkan bukti baru yang membuat alibi Iwan goyah. "Saya bohong di keterangan pertama,saya minta maaf," katanya siang itu.
Dalam pemeriksaan pertama Iwan mengaku membunuh Alia di dalam mobil Honda Jazz di Jalan lintas Timur di pinggiran Kota Jambi,Kamis (20/8) pukul 04.00. Kesaksian pertama ini disampaikan Iwan Rabu malam itu Alia datang ke rumah kontrakannya. Alia mendesak Iwan agar mengajaknya pergi dari Palembang. Kedua sejoli ini sedang ada masalah karena Iwan dipecat dari pekerjaan, perkara menggelapkan uang Rp 56,5 juta milik Bank Sumsel. Iwan mengaku, uang yang digelapkan itu banyak dipakai oleh Alia yang totalnya mencapai Rp 46,5 juta. Iwan menganggap Alia berhutang kepadanya. Hutang lunas asalkan Alia mau menerima lamaran mau menikah dengannya. "Saya awalnya tidak mau dia ajak pergi, tapi dia memaksa," kata Iwan yang alumni Universitas Guna Darma ini. Iwan tampak tenang menjawab setiap pertanyaan, sebungkus rokok putih dihabiskannya dalam pemeriksaan tiga jam itu.
Masih menurut keterangan pertama, keduanya pergi dengan mobil Alia ke luar Kota Palembang ke arah Jambi. Sepanjang perjalanan tanpa henti itu keduanya kerap bertengkar. Puncak pertengkaran saat Alia berubah fikiran dan tak mau menikah dengan Iwan. Pertengkaran itu terjadi beberapa saat setelah mereka berdua berhubungan intim di atas mobil di pinggiran Kota Jambi.
Kata penolakan Alia membuat Iwan naik darah. Alia dicekik, lalu dihantam keningnya dan terakhir dipatahkan lehernya. Iwan membawa mayat Alia dan sampai di RSUD Selasih Pelalawan Riau, hari Kamis(20/8) pukul 11.00. "Saya taruh disana supaya mudah ditemukan orang," katanya. Dengan angkutan umum Iwan lantas pergi ke Pekanbaru.
Menginap semalam di Pekanbaru dan kesokan harinya, Jumat (21/8)dia pergi ke Linggau lalu ke Lampung dengan kereta. Minggu (23/8) pagi Iwan menghubungi ayahnya, Syahril. "Saya ceritakan semua,dan disuruh pulang ke Lahat," katanya. Pukul 12.00 Iwan berangkat ke Lahat. Tiba pukul 23.00 dan 23.30 diserahkan ke MapolresLahat. Disana sudah menunggu Kasat Rekrim Poltabes Palembang, dan Iwan langsung dibawa ke Palembang.
Bukti Parkir di PS Namun, BAP panjang yang menceritakan kronologis dan motif membunuh ini hanya bertahan lima jam. Pagi harinya polisi menyodorkan bukti baru yang mengarahkan dugaan Iwan membunuh Aliadi Palembang, tepatnya di rumah kontrakannya. Iwan mengaku bohong. Iwan pun langsung dibawa ke kontrakannya untuk olah TKP.
"Kami punya bukti kuat yang mementahkan alibinya. Korban dihabisi bukan Kamis dini hari di Jambi tapi disini pada Rabu (19/8) malam," kata Kapoltabes Palembang, Kombes Pol Luki Hermawan.
Bukti baru itu adalah print out parkir mobil milik korban dan Honda City siver bernopol BG 118 YN milik tersangka. "Jenazah korban bahkan sempat ditaruh dalam mobil Honda Jazz dandiparkirkan di PS," kata Luki. Iwan bertemu Alia di PalembangSquare, Rabu (19/8) siang. Kedua mobil tercatat masuk beriringan pukul 15.20. Pukul 15.45 mobil Iwan keluar dari parkiran, merekaberdua pergi ke rumah kontrakan Iwan, sedangkan mobil Alia tetap di parkiran PS.
Saat di kos-kosan Iwan terjadilah dialog Iwan melamar Alia untuk menikah karena dia merasa uangnya habis untuk biaya selama pacaran. "Kalau gini batal ajalah nikah. Nantilah tunggu sudah kerja aku bayar hutang ku. Aku enggak sanggup ngomong ke orang tuaku tentang keadaan kamu. Dan sekarang masih ada laki-laki lain yang mendekatiku, contohnya Reza dan dokter Hafid di Bengkulu," kata Iwan, menirukan perkataan Alia. Kata-kata penolakan inilah yang membuat Iwan membunuh Alia. Tangan kirinya mencekik leher Alia. Korban melawan, namun tinju kanan tersangka mendarat di jidat korban. Tiga kali pukulan di leher belakang, mematahkan leher Alia yang mengakibatkan dokter muda berwajah cantik ini tewas.
Usai menghabisi nyawa Alia di kontrakannya, sekitar pukul 21.00 Wib Iwan tercatat masuk kembali ke parkiran PS sekitar pukul 21.00. Mayat Alia saat itu ditinggalkan di rumah kontrakannya. Iwan kemudian meninggalkan mobilnya di parkiran PS dan membawa mobil Alia ke kontrakannya. Mayat lalu dimasukkan ke mobil Jazz Alia.
Selanjutnya Iwan dengan mobil Alia masuk lagi ke parkiran PS. Iwan bertukar mobil. Mayat Alia dalam mobil Honda Jazz itu sempat ditinggalkan begitu saja di parkiran PS. Iwan membawa mobilnya ke kontrakannya, lalu ditinggalkannya. Iwan pun kembali ke PS naik ojek. Sesampai di PS dia mengambil mobil Alia dan membawa jenazah Alia ke luar Kota Palembang hingga akhirnya sampai di RSUD Pelalawan Riau. Setelah meninggalkan Honda Jazz yang berisi mayat Alia, Iwan selanjutnya pergi ke Lampung, lalu pulang ke rumah orangtuanya di Lahat. cr3/sripo