Stop Boros Kata "Jangan"

By nova.id, Sabtu, 1 Desember 2012 | 01:11 WIB
Stop Boros Kata Jangan (nova.id)

b. Zona Kuning:Untuk perilaku yang mesti mendapat pengawasan orangtua atau dewasa lain saat anak melakukannya. Pasalnya, zona ini tidak sepenuhnya aman untuk anak. Tak ada salahnya sesekali mengingatkan anak dengan kata-kata, "Hati-hati ya, Nak."

c. Zona Merah:Untuk perilaku yang terlarang sama sekali buat anak karena membahayakan fisik dan psikis anak. Contoh, tidak membiarkan anak bersentuhan dengan rokok, alkohol, dan narkotika, apa pun alasannya. Di zona ini, orangtua "WAJIB" memberikan larangan dan diharapkan berkata, "Awas, ini tidak aman untuk kamu," atau "Tidak! Kamu tidak boleh melakukannya. Ini terlalu berbahaya untukmu." 

Pembagian tiga zona ini harus disesuaikan dengan umur anak. Prinsipnya, semakin kecil umur anak, semakin kecil zona hijau yang diperbolehkan untuknya. Dan, semakin besar umur anak, semakin besar juga zona hijau yang siap diberikan untuk dia. Bayangkan saja bentuk segitiga terbalik. Jadi artinya, zona hijau untuk anak umur 3 tahun tentu lebih kecil dibandingkan kakaknya yang sudah berumur 9 tahun, misalnya.

Ubah lingkungan demi keamanan anak

Agar kita tidak terlalu sering menghamburkan larangan untuk anak, cobalah ubah dan sesuaikan kondisi rumah atau lingkungan tempat tinggal anak.

Jika masih ada balita atau batita di rumah, lebih aman jika semua perabot kristal dan barang pecah belah disingkirkan dari jangkauan anak. Atau, beri kunci pengaman untuk tangga, stopkontak listrik, dan lain-lain. Anak pun memiliki ruang gerak yang aman dan jauh dari larangan.

Jangan lupa, beri anak alternatif. Misalnya, sediakan kamar atau sudut khusus di mana mereka bisa mengacak-acak dan membuat berantakan demi memuaskan keinginan belajarnya. Tapi, jangan lupa sertakan aturan dan batasan. "Nih, kalau mau main di sini ya, Dek. Ini khusus untuk tempat kamu. Nanti kalau sudah selesai, bilang ke Ibu. Kita beresin bareng-bareng, ya."

Jangan lupa prinsip ini, "Behave kid is the prepared one."

Dengan berpegang pada prinsip ini, orangtua akan terhindar dari penghamburan kata "Jangan" karena prinsip ini menuntut orangtua menyiapkan anak sebelum membiarkannya berada dalam satu kondisi. 

Contohnya, siapkan anak sebelum mengajaknya bertandang ke rumah kerabat. Ajak dia bicara tentang situasi rumah yang akan dikunjungi. Beritahu dia apa ekspektasi Anda atas perilakunya.

Katakan misalnya, "Nanti sore sebelum ke rumah Eyang Uti, kita mampir menjenguk  teman Ibu dulu, ya. Namanya Tante Nunik. Beliau sedang sakit, jadi Ibu harap saat berada di rumah Tante Nunik, kita bicara pelan. Ibu juga harap kamu tidak berlari-lari di sana. Ibu bawakan peralatan gambar dan mainan biar kamu tidak bosan selama menunggu Ibu di rumah Tante Nunik. Mengerti? Nah, sekarang coba kamu ulangi apa yang Ibu bilang tadi. Apa yang harus kamu lakukan saat berada di rumah Tante Nunik? Kalau kamu mau pipis, apakah kamu akan berteriak memanggil Ibu atau pelan-pelan mencari Ibu dan bilang?," dan seterusnya.

Anak akan mudah diajak bekerja sama untuk menghadapi segala situasi jika kita mau menyiapkan dia dengan teliti. Karena itu, sisihkan sedikit waktu dan energi untuk membekali anak sebelum mengajaknya melakukan satu kegiatan, termasuk berbelanja, menghadiri pemakaman, ke pesta, dan lain-lain.