7. Identifikasi risiko anak mencuri
Perhatikan faktor-faktor risiko yang dapat mendorong anak mencuri, diantaranya:
Kurang harga diriImpulsif: keinginan yang kuat, namun kontrol diri lemahAnak kurang sensitif terhadap orang lainTidak akrabPemarahPerubahan situasi keluarga, misalnya, perceraianBosan Sering merasa sendiri
Kurang harga diri
Impulsif: keinginan yang kuat, namun kontrol diri lemah
Anak kurang sensitif terhadap orang lain
Tidak akrab
Pemarah
Perubahan situasi keluarga, misalnya, perceraian
Bosan
Sering merasa sendiri
Jika orangtua ingin mencegah anak mencuri, fokuskan pada faktor-faktor risiko ini sehingga mencuri dan berbohong dapat dihindarkan.
Sedangkan mencuri menahun dan kebiasaan anak berbohong yang tak dapat dikoreksi, akan bergulir dan semakin besar. Dengan pengulangan perbuatan yang salah, anak justru seolah meyakinkan dirinya jika mencuri tidak benar-benar tindakan yang salah. Ini kemudian disintesis dalam hatinya. Anak tanpa penyesalan ini sangat berisiko menjadi orang dewasa tanpa kontrol nilai-nilai. Anak-anak seperti ini membutuhkan pendekatan parenting.
8. Beri pujian atas kejujuran anak
Saat anak balita Anda menemukan dompet dan membawanya kepada Anda, pujilah anak untuk aksinya. "Terima kasih sayang, sudah membawa dompet temuanmu ke mommy.. Sekarang, yuk kita lihat apakah kita bisa mencari siapa pemiliknya.. pasti orang itu akan sangat senang, kita sudah menemukannya..". Dan, hindari mengatakan, "Terima kasih sudah jujur ya sayang." Karena beberapa anak mungkin tak terpikir soal mengamankan dompet temuan.
Memuji perbuatan jujur anak akan menanamkan kemampuan memilih sikap jujur. Apapun pujian yang diberikan, ini juga menyampaikan pesan jika anak telah memenuhi harapan orangtua. Hal ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi anak.
Laili/ dari berbagai sumber