Jangan pula lupa memilih dan mengolah makanan dengan bersih. Misalnya, mencuci sayuran lewat air kran yang mengalir. Kemudian, tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat mampu membawa telur-telur cacing. Nah, bila ia hinggap pada makanan kita, maka telur tersebut akan berpindah.
Begitu juga dengan kebiasaan jajan yang buruk. Biasakan anak untuk tidak jajan jenis makanan dan di tempat sembarangan.
Jadi, kuncinya adalah melaksanakan hidup bersih dan sehat sehingga cacing pun takut mendekat. Nah, kalau sudah begitu, kalau ada yang bertanya, "Anak Ibu cacingan", Anda bisa dengan lantang menjawab, "Tentu tidak!"
Kremian, itu istilah para orang tua jika si anak menderita cacingan akibat jenis cacing kremi (Enterobius vermicularis). Orang tua memang sering mengaitkan penyakit ini dengan kebiasaan anak mengemil kelapa parut atau ikan. Tentu saja itu tidak benar. Yang jelas, kesamaannya dengan kelapa parut adalah karena bentuk cacing ini kecil-kecil dan berwarna putih.
Telur cacing kremi masuk ke dalam tubuh anak melalui mulut untuk kemudian bersarang di usus besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Nah, jika dalam jumlah banyak, cacing ini bisa menimbulkan gatal-gatal dan biasanya muncul malam hari. Tak heran kalau si kecil tampak rewel akibat gatal-gatal yang tak bisa ditahannya.
Sebaiknya olesi daerah anus dan sekitarnya dengan baby oil. Kecuali itu, pisahkan semua peralatan untuk menghindari penularan. Jangan salah, lo, barang-barang seperti handuk, pakaian, celana, bisa menjadi media untuk menyebarkan cacing kremi tersebut.
Riesnawiati Soelaeman/nakita