"Sesungguhnya, kan, pengasuhan itu sudah diterapkan sejak bayi masih berada di perut ibunya. Jenis pengasuhan ibu pada janin, misalnya ada yang hangat, ada yang cuek, ada pula yang justru menolak, itu secara langsung akan berpengaruh," papar Reza.
Maka, orangtua harus mulai juga menakar pola asuh yang selama ini ia berlakukan. "Saya yakin bahwa meja makan merupakan pintu awal proses anak belajar. Dengan kata lain, komunikasi di rumah itu penting," tukasnya. Dengan demikian, sebelum menilai atau menyalahkan anak, sebaiknya orangtua pun ikut menilai apakah yang ia berikan telah cukup untuk membekali anak berbaur dengan lingkungannya.
Reza memaparkan tiga unsur yang selayaknya dimiliki orangtua, yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan: Hal ini menjadi demikian penting dalam parenting atau pola asuh orangtua. Pasalnya, tantangan hidup semakin banyak sehingga jika orangtua tidak memiliki cukup pengetahuan, ia justru bisa diperdaya oleh Sang Anak.
2. Passion: Melakukan pengasuhan pada buah hati membutuhkan semangat serta keinginan kuat untuk menjalaninya. "Secara biologis mungkin seseorang siap menjadi orangtua, karena, kan, biological parent itu sudah suratan tangan. Akan tetapi, secara psikologis belum tentu karena ia harus bisa menjalankan parenting role dengan efektif," papar Reza.
3.Waktu: Orangtua harus dapat mengalokasikan waktu yang sesuai untuk melakukan proses ikatan dengan anak-anaknya.
Secara hukum, anak-anak yang melakukan tindakan kekerasan memang dapat dihindarkan dari tindak pidana. Lantas bagaimana dengan hukuman yang diberikan orangtua? Reza menilai, hukuman pada dasarnya tidak dapat membuat seseorang menjadi patuh.
"Pada praktiknya, ketika ia diberi hukuman maka ia akan belajar untuk mencari jalan lain agar tidak mengalami rasa sakit atau menghindari konsekuensi risiko hukum tersebut," ujar Reza.
Lain halnya apabila Anda memberi pujian (reward) terhadap pencapaian anak, ia akan menjadi lebih patuh karena sadar bahwa kepatuhan tersebut yang kemudian memberi hal positif pada dirinya.
Maka ketika anak mengindikasikan perilaku-perilaku yang mengarah pada kekerasan, Reza memberi tiga langkah yang sebaiknya dilakukan orangtua.
1. Segera tanggapi: Artinya, ketika anak melakukan tindakan tak terpuji, segera beri sangsi. Sebaliknya ketika ia melakukan pencapaian yang baik, segera beri pujian.
2. Konsistensi. Tetap teguh pada peraturan yang Anda terapkan. Jangan sampai Anda menanggapi tingkah yang sama dengan respons yang berbeda setiap harinya.
3. Tingkat hukuman: Apabila hal pertama dan kedua telah dilakukan, maka diharapkan anak jera dan mau memperbaiki diri. "Pasalnya, terlihat bahwa hukuman bukan senjata andalan pengendali perilaku anak," tegas Reza. Jadi, jika anak melakukan kesalahan atau perbuatan tak terpuji, beri tahu sejak dini apa konsekuensi dari perbuatan tersebut.
Annelis Brilian