Paul Amron Yuwono, Teman Lama Mengantar ke Istana Obama

By nova.id, Rabu, 23 Desember 2009 | 18:41 WIB
Paul Amron Yuwono Teman Lama Mengantar ke Istana Obama (nova.id)

Lalu, Anda jadi pulang ke Indonesia?

Iya. Saat berada di rumah, ayah melihat sudah banyak perubahan yang terjadi dalam diriku. Aku tidak lagi pemalu dan lebih mandiri. Dulu aku pemalu sekali, lo. Aku paling enggak berani ke luar rumah kalau ada banyak orang di jalan. Aku memilih menunggu jalanan sepi, baru keluar sambil berlari. Di sekolah pun aku sangat penakut dan sering jadi bulan-bulanan teman-teman. Mereka sering ngumpetin sepeda atau mencegatku sepulang sekolah.

Perlahan ayah mulai mengizinkanku berkesenian. Supaya aku tidak pergi-pergi lagi, ia menawari apakah aku mau membuat film atau lainnya di Yogya. Aku sambut tawaran itu dengan meminta izin menjadikan rumah kami menjadi hostel. Syukur ia mengiyakannya. Jadilah aku membangun International Youth Hostel pertama di Yogya.

Saat pembangunannya, beberapa kali aku berselisih pendapat dengan ayah. Ia mau hostel ini dikonsep biasa saja tapi dari segi bisnis tetap menguntungkan, sedangkan aku mau hostel ini dikonsep dengan mengedepankan unsur seni yang tinggi. Karena tidak ada titik temu, aku sempat lari lagi ke Australia.

Gagal, dong, pembukaan hostelnya?

Tahun 1995 tempat itu akhirnya bisa dibuka untuk umum dan menjadi tempat tongkrongan favorit orang-orang seni. Hampir setiap bulan aku bikin workshop dengan para dancer master Indonesia dan mengumpulkan pengamat seni dari seluruh dunia. Ini memang impianku, menjaga, melestarikan dan budaya Indonesia.

Katanya Anda punya butik barang-barang kerajinan Indonesia juga di sana, ya?

Benar. Namanya Gecko Gecko yang tepatnya berada di San Fransisco. Aku membuka butik itu bersama dua rekan lainnya. Barang-barang yang dijual di sana sengaja kami datangkan dari Indonesia.

Jadi, dengan banyaknya hal yang sudah Anda geluti, Anda ingin dikenal sebagai apa?

Hmm... apa, ya? Ha ha ha. Cukup kenal aku sebagai pelaku dan pengamat seni saja. Sepertinya aku lebih senang begitu. Karena memang seni itu luas dan aku tidak mau terpaku di satu titik saja. Di sisi lain, saat ini saya juga bekerja part time sebagai Sales Associate di Banana Republic, Reporter di KABARI News and Magazine (media untuk warga Indonesia yang berada di AS), dan Cultural Board di GAPA.

Apa impian Anda lainnya yang belum kesampaian?

Apa, ya? Rasanya apa yang saya inginkan dalam dunia ini sudah kesampaian semua, ya. Dulu ada juga seorang teman yang bertanya seperti itu, "Paul, semua hal sudah kamu coba dan raih. Kalau dikasih kesempatan, apa lagi, nih, yang mau kamu lakukan?" Spontanitas aku bilang, suatu saat aku mau ada di Gedung Putih. Dan ternyata itu juga sudah kesampaian. Ha ha ha.

Bagaimana dengan rumah tangga, apakah Anda sudah menikah?

Aku sedang tidak punya pacar.

ESTER SONDANG

FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI