Waspadai Penyakit Mata

By nova.id, Sabtu, 30 Maret 2013 | 00:16 WIB
Waspadai Penyakit Mata (nova.id)

12 Orang yang berusia 40 tahun rawan terkena glaukoma. "Penyebabnya, faktor genetik, bawaan dalam bola mata, saluran keluarnya terhalang karena tekanan bola matanya meningkat, memiliki penyakit gula, menggunakan obat kortikosteroid jangka panjang, dan katarak. Bayi juga bisa terkena karena kelainan bawaan dari lahirnya. Begitu juga remaja, meski jarang," papar Zeiras.

13 Meski tidak bisa disembuhkan, penyakit glaukoma harus dikontrol. "Pengobatan awal, memakai obat-obatan. Kalau tidak berhasil, dilakukan terapi laser, dan operasi adalah tahap terakhir." Penanganan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi penyakit saat pasien berobat. 

14 Tekanan bola mata normal adalah 10-21 mmHg. Penderita glaukoma yang memiliki tekanan mata di atas angka ini, disarankan operasi supaya tekanan mata dapat dikendalikan. Tapi, berbeda dengan operasi katarak yang bisa menormalkan penglihatan, penglihatan penderita glaukoma akan tetap buram setelah dioperasi.

15 Terdapat dua jenis glaukoma. Sekunder bila bisa diidentifikasi penyebabnya, misal, komplikasi gula pada mata, komplikasi katarak pada mata, dan pemakaian steroid jangka panjang. Primer jika tidak diketahui penyebabnya.

16 Glaukoma primer terbagi menjadi sudut terbuka dan sudut tertutup. Menurut Zeiras, di dalam bola mata, ada organ yang memproduksi cairan mata. Cairan ini lalu dialirkan keluar melalui sudut bilik mata depan. "Kalau sudut tertutup, air mata susah keluarnya, sementara produksi jalan terus. Akibatnya, tekanan bola mata meningkat." Glaukoma primer jenis ini bisa menimbulkan serangan akut karena tekanan melonjak tinggi. Misalnya, mata nyeri, buram, merah, sampai mual dan muntah.

17 Sementara glaukoma sudut bola mata terbuka terjadi ketika aliran air bisa mencapai sudutnya tapi sumbatannya ada di tempat lain, hingga tekanan bola pun meningkat. "Sudut terbuka lebih kronis karena pasien tidak sadar lama-lama terkena glaukoma."

18 Berhati-hatilah meng­gunakan obat tetes mata. "Obat tetes yang mengandung steroid dan dipakai jangka panjang akan menyebabkan glaukoma. Jadi, obat tetes mata harus dibeli dengan resep dokter," saran Zeiras. Jika mata merah karena iritasi atau virus, tak usah khawatir sebab bisa sembuh sendiri. Selain itu, "Jangan membasuh mata dengan air. Kalau airnya mengandung kuman, malah kena infeksi."

19 "Stroke mata terjadi karena penyumbatan di pembuluh darah retina atau saraf mata," jelas Dr. Referano Agustiawan, SpM., ophthalmologist dari JEC@Kedoya.

20 Stroke mata bisa terjadi di pembuluh darah vena dan arteri. "Pembuluh darah vena bisa di pusat dan cabangnya. Pembuluh arteri juga bisa kena ke pusat atau bagian arterinya. Umumnya, penglihatan buram mendadak," ujar Referano. Stroke yang menyumbat arteri ternyata lebih berat, karena penglihatan benar-benar hilang dan tidak bisa dikembalikan lagi. "Sementara di vena, penglihatan juga menurun, tapi jarang sampai terjadi kebutaan."

21 Faktor risiko stroke mata sama dengan orang yang mengalami stroke karena tekanan darah tinggi, tingkat kolesterol jahat yang tinggi, gangguan kekentalan darah, dan infeksi. "Penyebab terbanyak adalah tekanan darah tinggi. Makanya, stroke mata harus ditangani dokter mata dan dokter penyakit dalam, terutama hematologi. Tujuannya, mengontrol darah tinggi dan kolesterolnya," papar Referano.

22 Jika pembuluh vena yang terkena, biasanya akan dilakukan suntikan, observasi, atau­ laser untuk mengurangi komplikasi. "Kalau kondisinya parah atau pendarahan sampai keluar dari retina, bisa dilakukan operasi."  Sebaliknya, jika arteri yang terkena, penanganannya harus cepat, yaitu kurang dari 24 jam. "Pasien sering datang dalam kondisi parah karena tidak ada gejala bahkan tak ada nyeri. Mata yang satu masih bagus, begitu ditutup yang satu lagi ternyata tidak bisa melihat."

23 Referano menyarankan pemeriksaan dini supaya faktor penyebab stroke mata bisa segera dicari tahu. "Bisa dilakukan penekanan bola mata untuk mencoba melepaskan sumbatan, dilakukan pengambilan cairan di bilik mata depan untuk mengurangi tekanan, pemberian obat-obatan, atau pemberian oksigen untuk meningkatkan aliran darah di retina."

24 Penderita stroke mata biasanya berusia 50 tahun, karena pembuluh darahnya tidak terlalu bagus. "Tapi, jangan salah, ada pasien saya berusia 20 tahun mengalami gangguan mata karena darahnya terlalu kental hingga bisa menyebabkan penyumbatan," papar Referano.

25 Hindari stroke mata dengan memerhatikan gaya hidup, rajin olahraga, mengatur pola makan, mengurangi asupan berkolesterol jahat, dan rutin memeriksakan mata meski tak ada keluhan. "Stroke mata tidak bisa sembuh total atau normal dan bisa terjadi lagi kalau tidak tertangani penyebab awalnya," ujar Referano. Maka, jika penderita tidak menjalankan hidup sehat, stroke bisa terjadi di tempat lain. Apalagi kalau mengalami stroke arteri, harus cepat dilihat karena bisa merupakan salah satu indikator stroke di otak," tandas Referano.  

 Noverita K. Waldan