1 Penyakit mata tak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak pun tak luput dari penyakit ini, sehingga mengurangi rasa percaya dirinya. "Bayangkan saja, bagaimana resahnya anak jika penglihatannya terganggu di kelas. Misalnya, anak tidak bisa menerima pelajaran dengan baik," papar Dr. Florence M. Manurung, dari JEC@Kedoya.
2 Salah satu gangguan mata yang banyak menimpa anak-anak adalah ambliopia (lazy eye atau mata malas). Gangguan ini berupa penurunan kemampuan penglihatan akibat gangguan perkembangan penglihatan selama masa kanak-kanak. "Umumnya, gangguan ini mengenai satu mata. Tapi, kadang ditemukan juga di kedua mata," tutur Florence. Penyebabnya, mata juling hingga adanya hambatan, sehingga cahaya tak bisa masuk ke dalam mata.
3 Menurut Florence, mata malas harus diperbaiki sebelum usia 4 tahun. "Pasalnya, perkembangan otot anak paling sensitif di usia ini. Jadi, jangan menunggu sampai anak tidak bisa melihat," tutur Florence.
4 Cara mengatasi mata malas bukan operasi dan obat-obatan. Melainkan, terapi oklusi atau patching. Caranya, menutup mata yang memiliki kemampuan penglihatan baik. Alhasil, mata malas akan memperoleh peluang mengembangkan daya penglihatan normal.
5 Apakah Anda memakai kacamata? Jika ya, saat anak berusia 1 tahun, lakukan pengecekan kondisi kesehatan matanya. "Tetap harus diperiksa kalau dua orangtuanya tidak memakai kacamata, tapi ada keturunan yang berkacamata dan ada riwayat gangguan mata dalam keluarga. Pokoknya, jika dicurigai ada gangguan mata, harus diperiksa pada tahun pertama," urai Florence.
6 Perkembangan mata anak-anak berlangsung hingga usia 10 tahun.
7 Penyakit mata yang juga bisa menyerang anak adalah mata kucing (cat eye). Persis seperti namanya, mata akan bersinar seperti mata kucing dan ada bintik putih yang terlihat lebih terang, terutama di tempat gelap. "Sebenarnya, penyakit ini adalah tumor ganas dengan tingkat perkembangan yang sangat cepat. Bola mata akan terus membesar dan menonjol. Bila dibiarkan, penderita bisa meninggal."
8 Katarak juga bisa menyerang orang muda yang berusia 20 tahun hingga anak-anak. "Orang dewasa terkena katarak karena usia. Sementara anak-anak karena infeksi saat hamil, obat-obatan yang diminum, gangguan mutasi gen, dan kehidupan yang tidak bagus seperti merokok," papar Florence.
9 Pemeriksaan mata untuk anak-anak tidak berupa huruf atau angka, melainkan garis dan objek.
10 Menurut Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM., ophthalmologist dari JEC@Kedoya, penyakit mata yang kerap menyerang orang dewasa adalah glaukoma. Penyakit ini berisiko mengakibatkan kebutaan. "Ada kerusakan saraf mata hingga menyebabkan gangguan lapang pandang. Biasanya disebabkan tekanan bola mata yang tinggi."
11 Penderita glaukoma sering disebut pencuri penglihatan. Pasalnya, penderita memiliki penglihatan tajam saat ia melihat lurus ke depan. "Ibaratnya melihat dalam terowongan, namun penglihatan sekelilingnya tidak terlalu melihat. Makanya waktu jalan sering tersandung atau menabrak-nabrak."
12 Orang yang berusia 40 tahun rawan terkena glaukoma. "Penyebabnya, faktor genetik, bawaan dalam bola mata, saluran keluarnya terhalang karena tekanan bola matanya meningkat, memiliki penyakit gula, menggunakan obat kortikosteroid jangka panjang, dan katarak. Bayi juga bisa terkena karena kelainan bawaan dari lahirnya. Begitu juga remaja, meski jarang," papar Zeiras.
13 Meski tidak bisa disembuhkan, penyakit glaukoma harus dikontrol. "Pengobatan awal, memakai obat-obatan. Kalau tidak berhasil, dilakukan terapi laser, dan operasi adalah tahap terakhir." Penanganan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi penyakit saat pasien berobat.
14 Tekanan bola mata normal adalah 10-21 mmHg. Penderita glaukoma yang memiliki tekanan mata di atas angka ini, disarankan operasi supaya tekanan mata dapat dikendalikan. Tapi, berbeda dengan operasi katarak yang bisa menormalkan penglihatan, penglihatan penderita glaukoma akan tetap buram setelah dioperasi.
15 Terdapat dua jenis glaukoma. Sekunder bila bisa diidentifikasi penyebabnya, misal, komplikasi gula pada mata, komplikasi katarak pada mata, dan pemakaian steroid jangka panjang. Primer jika tidak diketahui penyebabnya.
16 Glaukoma primer terbagi menjadi sudut terbuka dan sudut tertutup. Menurut Zeiras, di dalam bola mata, ada organ yang memproduksi cairan mata. Cairan ini lalu dialirkan keluar melalui sudut bilik mata depan. "Kalau sudut tertutup, air mata susah keluarnya, sementara produksi jalan terus. Akibatnya, tekanan bola mata meningkat." Glaukoma primer jenis ini bisa menimbulkan serangan akut karena tekanan melonjak tinggi. Misalnya, mata nyeri, buram, merah, sampai mual dan muntah.
17 Sementara glaukoma sudut bola mata terbuka terjadi ketika aliran air bisa mencapai sudutnya tapi sumbatannya ada di tempat lain, hingga tekanan bola pun meningkat. "Sudut terbuka lebih kronis karena pasien tidak sadar lama-lama terkena glaukoma."
18 Berhati-hatilah menggunakan obat tetes mata. "Obat tetes yang mengandung steroid dan dipakai jangka panjang akan menyebabkan glaukoma. Jadi, obat tetes mata harus dibeli dengan resep dokter," saran Zeiras. Jika mata merah karena iritasi atau virus, tak usah khawatir sebab bisa sembuh sendiri. Selain itu, "Jangan membasuh mata dengan air. Kalau airnya mengandung kuman, malah kena infeksi."
19 "Stroke mata terjadi karena penyumbatan di pembuluh darah retina atau saraf mata," jelas Dr. Referano Agustiawan, SpM., ophthalmologist dari JEC@Kedoya.
20 Stroke mata bisa terjadi di pembuluh darah vena dan arteri. "Pembuluh darah vena bisa di pusat dan cabangnya. Pembuluh arteri juga bisa kena ke pusat atau bagian arterinya. Umumnya, penglihatan buram mendadak," ujar Referano. Stroke yang menyumbat arteri ternyata lebih berat, karena penglihatan benar-benar hilang dan tidak bisa dikembalikan lagi. "Sementara di vena, penglihatan juga menurun, tapi jarang sampai terjadi kebutaan."
21 Faktor risiko stroke mata sama dengan orang yang mengalami stroke karena tekanan darah tinggi, tingkat kolesterol jahat yang tinggi, gangguan kekentalan darah, dan infeksi. "Penyebab terbanyak adalah tekanan darah tinggi. Makanya, stroke mata harus ditangani dokter mata dan dokter penyakit dalam, terutama hematologi. Tujuannya, mengontrol darah tinggi dan kolesterolnya," papar Referano.
22 Jika pembuluh vena yang terkena, biasanya akan dilakukan suntikan, observasi, atau laser untuk mengurangi komplikasi. "Kalau kondisinya parah atau pendarahan sampai keluar dari retina, bisa dilakukan operasi." Sebaliknya, jika arteri yang terkena, penanganannya harus cepat, yaitu kurang dari 24 jam. "Pasien sering datang dalam kondisi parah karena tidak ada gejala bahkan tak ada nyeri. Mata yang satu masih bagus, begitu ditutup yang satu lagi ternyata tidak bisa melihat."
23 Referano menyarankan pemeriksaan dini supaya faktor penyebab stroke mata bisa segera dicari tahu. "Bisa dilakukan penekanan bola mata untuk mencoba melepaskan sumbatan, dilakukan pengambilan cairan di bilik mata depan untuk mengurangi tekanan, pemberian obat-obatan, atau pemberian oksigen untuk meningkatkan aliran darah di retina."
24 Penderita stroke mata biasanya berusia 50 tahun, karena pembuluh darahnya tidak terlalu bagus. "Tapi, jangan salah, ada pasien saya berusia 20 tahun mengalami gangguan mata karena darahnya terlalu kental hingga bisa menyebabkan penyumbatan," papar Referano.
25 Hindari stroke mata dengan memerhatikan gaya hidup, rajin olahraga, mengatur pola makan, mengurangi asupan berkolesterol jahat, dan rutin memeriksakan mata meski tak ada keluhan. "Stroke mata tidak bisa sembuh total atau normal dan bisa terjadi lagi kalau tidak tertangani penyebab awalnya," ujar Referano. Maka, jika penderita tidak menjalankan hidup sehat, stroke bisa terjadi di tempat lain. Apalagi kalau mengalami stroke arteri, harus cepat dilihat karena bisa merupakan salah satu indikator stroke di otak," tandas Referano.
Noverita K. Waldan