Gairah bisa datang kapan saja, begitu pula gangguan di saat bercinta. Cut! Aduh, memangnya Anda mau disuruh mengulang adegan dari awal lagi?
Bisa jadi selama ini kemampuan seksual Anda dan pasangan tidak mengalami masalah. Namun, bukan tidak mungkin "kecelakaan" kecil mampu memutus adegan yang sedang berlangsung, hingga gairah yang sudah hampir memuncak turun lagi ke titik nol. Untuk memulainya kembali, mungkin sulit karena pasangan telanjur ilfil atau hilang feeling.
Apa saja, sih, kejadian sepele yang bisa menggagalkan keinginan untuk bercinta sampai tuntas?
1. Diganggu bunyi telepon atau ketukan pintu
Kalau Anda memang ingin bercinta secara khusuk, matikan ponsel dan kecilkan volume dering telepon di rumah. Mana enak kalau telepon berbunyi saat Anda sedang seru-serunya mencumbu pasangan, pasti buyarlah semuanya. Mau diabaikan, kok, tidak berhenti juga. Tidak diangkat, khawatir penting. Akhirnya, permainan harus ditunda sejenak untuk mengangkat telepon.
Gangguan seperti itu juga bisa terjadi bila Anda dan pasangan ingin bercinta di Minggu pagi. Tiba-tiba pembantu mengetuk pintu kamar dan mengatakan petugas iuran keamaan kompleks datang menagih pembayaran bulan ini. Saat hendak melanjutkan lagi, tak ada yang bisa dikatakan, kecuali semua gairah telah menguap.
2. Buang angin, menguap dan bersendawa
Coba bayangkan, saat dia atau Anda sedang seru-serunya menjelajahi daerah erogen dan tiba-tiba salah satunya buang angin, apa jadinya? Tidak hanya bau kentut itu yang membuyarkan konsentrasi, tapi suaranya pun cukup mengganggu. Kejadian ini mau tidak mau pasti akan membuat "si korban" kehilangan selera. Kalaupun Anda berdua menganggap kejadian itu lucu dan jadi tertawa karenanya, belum tentu "korban" bom bisa melanjutkan percumbuan barusan seseru sebelum kejadian.
Begitu juga dengan menguap dan bersendawa saat sedang bercinta. Menguap biasa diidentikkan dengan kebosanan atau kantuk. Siapapun yang menguap jadi terlihat malas untuk melakukan aktivitas seksual, dan pasangannya pun akan tertular kemalasan yang sama. Bersendawa ketika bercinta adalah setali tiga uang, sama-sama menghilangkan selera bercinta.
3. Teringat sesuatu
Gairah bisa datang kapan saja tanpa diduga, termasuk saat Anda sedang membersihkan kolam, memasak di dapur, memotong kuku dan sebagainya. Bila pasangan langsung "menyergap" saat Anda sedang melakukan aktivitas tertentu, pastikan bahwa hal yang bisa mengundang bahaya sudah Anda bereskan sebelum menyambut ajakannya.
Jangan sampai terjadi, di tengah seru-serunya permainan, tiba-tiba Anda teringat kompor belum dimatikan, "Eh, tadi kompor sudah dimatikan belum ya?" atau "Pintu pagar, kayaknya belum digembok, deh." Saat konsentrasi Anda terpecah karena teringat hal-hal kecil seperti itu, bisa jadi gairah pasangan langsung lenyap.
4. Geli sendiri
Apa jadinya saat pasangan sedang melampiaskan gairahnya dengan seru, tiba-tiba Anda teringat sebuah lelucon yang dilontarkan seorang teman siang tadi di kantor. Kemudian, Anda merasa geli sendiri tak berkesudahan. Pada awalnya mungkin pasangan akan menanyakan, "Ada apa?", tapi bila kegelian Anda tak kunjung selesai, bisa jadi pasangan akan kehilangan gairah, atau bahkan marah. Untuk sebagian orang, alasan tertawa yang tidak jelas itu terdengar seperti hendak meremehkannya.
Kalaupun Anda bisa menceritakan kembali lelucon itu hingga Anda berdua jadi tertawa, belum tentu sisa permainan tadi bisa diselamatkan. Hal yang membuatnya malas melanjutkan adalah karena dia harus "berjuang" dari awal lagi.
5. Memberi nama julukan
Kalau Anda kebetulan sudah menyaksikan film How To Loose A Guy in 10 Days, Anda akan tahu bahwa pria bisa kehilangan gairah hanya gara-gara penisnya diberi nama julukan Princess Sophia. Sah-sah saja memberi "nama panggilan" untuknya sepanjang berasosiasi dengan sifat jantan, kokoh, kuat atau perkasa. Hal tersebut justru akan memuaskan egonya sebagai laki-laki.
Sebaliknya, memberi nama panggilan yang terkesan meremehkan, akan melenyapkan gairahnya. Misalnya Anda memberi nama penisnya dengan julukan "si unyil". Tentu itu akan membuatnya berpikir, "Apa maksudnya? Apa iya, punyaku sekecil roti unyil?" Seorang pria merasa sangat perlu menunjukkan kejantanannya.
6. Bayi terbangun dan menangis
Ini adalah problem klasik yang dialami hampir tiap pasangan yang punya bayi. Dalam semalam, bayi bisa terbangun dan menangis beberapa kali, dan adakalanya saat itu bertepatan dengan berlangsungnya adegan bercinta.
Bila bayi ini bisa didiamkan secepatnya, mungkin gairah belum sepenuhnya padam. Tapi bila membutuhkan waktu lama, misalnya harus mengganti popoknya yang basah, kemudian meninabobokannya kembali, tentu gairah Anda berdua sudah menurun. Untuk memulainya lagi pun belum tentu bisa. Mungkin salah satu dari Anda sudah keburu ngantuk atau malas karena terbayang nanti si bayi akan terbangun dan menangis lagi.
7. Tatapan yang salah
Maksud hati hanya ingin menatap, tapi apa daya pasangan salah mengartikannya. Hal ini khususnya terjadi pada sebagian pria. Suami tidak senang bila simbol kejantanannya ditatap dengan pandangan yang sulit dipahami. Ini akan membuatnya merasa diremehkan dan pada akhirnya tidak ingin melanjutkan percintaan. Beda maknanya bila istri menatap "si burung elang" dengan pandangan penuh kagum disertai pujian yang membesarkan hati.
8. Memanggil dengan nama/sebutan yang tidak biasa
Inilah sebabnya banyak ahli menyarankan untuk membuka mata saat bercinta. Salah satu tujuannya yaitu untuk menghindari kesalahan yang satu ini. Siapapun akan kehilangan feeling-nya bila saat bercinta pasangannya memanggil dengan nama yang bukan miliknya atau sebutan yang tidak biasa.
Kesalahannya mungkin tidak fatal-fatal amat, misalnya selama ini Anda memanggilnya dengan sebutan "Papa" atau "Mama", tiba-tiba saat kegiatan eksplorasinya mampu menyulut sumbu yang sensitif, Anda memekik dengan menyebutnya "Ayah" atau "Ibu". Yang Anda maksud dengan "Ayah" atau "Ibu" ini tentu saja tetap dia, tapi - maaf saja - kalau hal ini membuatnya curiga dan malas melanjutkan permainan.
9. Suasana hati sedang mendung dan tidak enak badan
Tak bisa dihindari bila suasana hati sedang mendung, misalnya ada banyak masalah di kantor, atau setelah ribut dengan kakaknya, tentu tak mudah bagi pasangan ntuk melakukan banyak aktivitas. Termasuk, membangunkan "burung elangnya".
Kalaupun Anda memaksakan diri, tentu hasilnya tidak seperti yang diinginkan. Daripada sama-sama kecewa sebaiknya tunda dulu keinginan untuk bercinta dengannya. Dalam kondisi seperti ini, yang dibutuhkannya adalah belaian sayang dan penghiburan dari Anda. Tidak lebih.
Keadaan yang sama berlaku saat dia sedang tidak enak badan. Bagaimana mungkin melakukan sebuah aktivitas seksual yang dasyat, sedangkan membuka mata saja tak sanggup karena pening. Saat kondisinya sedang seperti ini, sebaiknya jangan coba-coba "menggodanya", kalaupun dipaksakan Anda akan kecewa, karena mendapati "burung elangnya" tak kunjung mengepakkan sayap setelah sekian lama dipancing-pancing.
10. Jenuh
Jenuh adalah suatu perilaku yang sangat manusiawi. Dalam semua hal, manusia pasti pernah merasakan kejenuhan, termasuk dalam aktivitas seksualnya. Walaupun bercinta itu nikmat, tapi kalau modelnya yang sama diulang terus-menerus, tentunya lama-lama akan terasa membosankan juga.
Bila kejenuhan sudah mendera, sebaiknya cobalah untuk sebentar "menarik napas". Masa reses singkat ini sebaiknya digunakan untuk mencari pengetahuan baru yang bisa mengobarkan kembali gairah Anda berdua, bila perlu konsultasikan dengan ahli. Bila dengan kejenuhan pasangan ini Anda terus memaksakan diri, jangan kaget kalau tiba-tiba dia mengeluh membutuhkan viagra atau merasa perlu nonton film biru sebelum mulai bercinta.
Marfuah