Rumput Tetangga Lebih Hijau

By nova.id, Rabu, 25 Januari 2012 | 23:09 WIB
Rumput Tetangga Lebih Hijau (nova.id)

Semua kegiatan di atas akan berubah menjadi persoalan ketika anak menjadi lebih betah berada di rumah temannya daripada di rumah sendiri. Tidak hanya senang bermain dan belajar, tapi ia juga jadi lebih senang melakukan kegiatan lainnya di sana. Seperti makan, mandi, bahkan tidur. Nah, jika kebiasaan-kebiasaan ini yang terjadi, inilah saatnya orangtua harus waspada.

Untuk mengatasinya, orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak, apa yang membuat ia merasa lebih nyaman di rumah Si A. Bagaimana jika ternyata anak betah di rumah tetangga karena masakan ibu Si A lebih enak? Sebagai Ibu Anda tidak perlu malu, tanyakan saja resep masakan itu kepada ibu Si A. Atau, sesekali undang temannya itu untuk makan bersama di rumah kalian.

Jika jawabannya karena barang-barang yang dimiliki teman-temannya lebih bagus, jelaskan kepada anak kalau kemampuan ekonomi orangtua Si A memang berbeda dengan orangtuanya. Ajarkan pula kepada anak untuk bisa menerima dan menghargai apa yang ia miliki.

Namun dalam bertanya, perhatikan pemilihan kata-kata. Apalagi peran orangtua sangat penting sekali dalam membentuk konsep diri anak. Jangan sampai berniat memberikan arahan atau nasihat malah berbuntut rasa percaya diri yang rendah pada anak.

Sebisa mungkin, orangtua jangan menggunakan kata bermakna inferior dan pesimis. Misalnya, "Kita memang orang miskin jadi tidak mungkin mampu punya ini-itu." Akan lebih bijaksana jika Anda mengatakan, "Harga barang tersebut mahal, lebih baik uangnya ditabung untuk kebutuhan sekolahmu. Lagipula mainan yang Ayah berikan tidak kalah menarik, kok."

Orangtua juga diharapkan kreatif dan tidak berjanji hanya karena gengsi. Tindakan ini hanya akan mengajarkan anak untuk menjadi konsumtif dan selalu mengingini apa yang dimilki orang lain.

Buat Aturan

Orangtua juga bisa membuat aturan waktu yang jelas kepada anak. Khususnya, mengenai berapa lama ia bisa berada di rumah Si A. Misalnya, anak pergi ke rumah temannya pukul 15.00, pastikan sebelum ia pergi ia sudah makan dari rumah dan mengerjakan PR. Anak juga harus kembali lagi ke rumah sebelum jam mandi sore yaitu pukul 17.00. Jika anak melanggar, anak tidak akan diperbolehkan lagi ke rumah temannya selama seminggu. Kalau peraturan ini terus diterapkan, harapannya anak akan disiplin dengan sendirinya.

Yang perlu diingat orangtua adalah norma dan pengetahuan bagi anak usia sekolah (6-12 tahun) hanya terbatas pada baik dan tidaknya suatu tindakan. Bisa jadi mereka tidak akan menurut dengan apa yang Anda sampaikan. Berbeda dengan anak usia remaja yang sudah mulai mengerti dampak perbuatannya di kemudian hari. Anak remaja biasanya berpikir sebelum mengambil tindakan.

Cegah Sebelum Terlambat 

Kekhawatiran orangtua ketika anak kerap bermain di luar sebenarnya bukan tanpa alasan. Apalagi jika membaca dan melihat berita. Rasanya dunia sudah tidak aman lagi untuk buah hati. Oleh karena itu, selain membuat kesepakatan dengan anak, orangtua harus melakukan langkah-langkah pencegahan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi:

- Orangtua mengenal atau menjalin hubungan baik dengan tetangga di mana anak suka bermain. Adanya jalinan yang baik dan komunikasi terbuka akan membuat orangtua juga merasa aman "menitipkan" anaknya di sana. Selain itu, orangtua juga harus mengetahui dan mengamati bagaimana sebenarnya perilaku dan perkembangan anak kita di luar rumah. Apakah ia nakal atau justru pendiam, dan lain-lain.