A - Z Medical Check Up (2)

By nova.id, Jumat, 8 Maret 2013 | 04:24 WIB
A Z Medical Check Up 2 (nova.id)

Prosedur apa saja yang dilakukan sebelum medical check up?

Sebelum memutuskan untuk melakukan medical check up, ada baiknya tiap individu melakukan persiapan dengan memilih paket apa saja yang akan diambil sesuai dengan kebutuhan. Untuk menemukan jenis pemeriksaan yang cocok, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Setelah menentukan paket dan jenis pemeriksaan, Anda wajib melakukan puasa selama 8-10 jam sebelum melakukan pengambilan darah.

Ada beberapa lingkup awal yang biasa dilakukan pada saat medical check up, seperti:

- Anamnesa (riwayat kesehatan pasien). Akan ada tanya jawab antara dokter dengan pasien mengenai keluhan yang dirasakan, riwayat penyakit dahulu dan sekarang, riwayat pengobatan, riwayat penyakit keluarga, pola hidup seperti merokok, olahraga, dan lain-lain.

- Pemeriksaan fisik. Dimulai dengan melihat keadaan umum (tanda vital) seperti tekanan darah, nadi, suhu, frekuensi napas, berat badan, tinggi badan, dan IMT. Kemudian melihat keadaan organ tubuh seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), audimetri (mendengar). Yang diperiksa meliputi kepala, leher, mulut, paru-paru, genitalia, kulit, mata, THT, jantung, abdomen, extremitas.

- Pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu laboratorium dan non-labaratorium. Dalam pemeriksaan laboratorium akan ada pemeriksaan darah, urine dan feses. Penting dilakukan untuk melihat adanya penyakit seperti diabetes asam urat, anemia, hepatitis, penyakit ginjal, penyakit lambung, alergi, dan masih banyak lagi. Sedangkan dalam pemeriksaan non-laboratorium, pemeriksaan yang dilakukan x-ray (rontgen) dan USG abdomen.

Apa yang harus dilakukan setelah medical check up?

Hal paling penting setelah melakukan medical check up adalah berkonsultasi dengan dokter.

- Dokter akan membahas hasil medical check up dan tindak lanjutnya.

- Dokter akan menyusun profil risiko kardiovaskular dan penyakit lainnya dan memberikan saran. 

- Bila ada kecurigaan untuk penyakit tertentu, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menunjuk dokter rujukan sesuai spesialisasinya.

- Terakhir, bila tingkat kesehatan secara umum baik, medical check up berikutnya bisa dilakukan 1 atau 2 tahun kemudian.

Check Up Rutin Si Kecil

Meski tidak sepopuler medical check up dewasa pada umumnya, namun ada baiknya para orangtua untuk tidak lupa melakukan serangkaian tes kesehatan untuk buah hati. Menurut dr. Arifianto, Sp.A., medical check up pada anak berbeda dengan yang dilakukan oleh orang dewasa.

"Biasanya, kalau yang dewasa setahun sekali datang untuk periksa darah dan pemeriksaan lainnya. Kalau anak mungkin lebih tepat disebut sebagai rutin check up. Pemeriksaan itu biasanya sudah dilakukan sejak si anak lahir," ungkapnya.

Arifianto juga menjelaskan secara umum usia anak sejak lahir sampai 1 tahun harus rutin melakukan check up dengan mengikuti jadwal imunisasi. Baru saat usia 1-2 tahun dilakukan per 3 bulan dan setelah lewat usia 2 tahun bisa setahun sekali. Sedangkan usia 5-18 tahun tidak ada patokan khusus dalam melakukan check up rutin, kecuali memiliki kasus spesial dan memerlukan check up seperti yang dilakukan orang dewasa.

"Saat ini angka obesitas meningkat pada anak. Nah, jika ada anak yang obesitas saat masih SD, bisa saja dia membutuhkan check up seperti yang dilakukan oleh orang dewasa seperti periksa gula darah dan kolesterol," papar Arifianto.

 Dokter yang juga menulis buku Orangtua Cermat Anak Sehat ini menjelaskan, diabetes ada 2 tipe.Jika dari usia balita muncul dan jarang ditemukan itu berarti tipe 1, sementara jika ditemukan pada orang dewasa usia 40 tahun ke atas adalah tipe 2. "Tapi sekarang, anak-anak usia puber yang terkena obesitas menderita diabetes tipe 2, seperti orang dewasa," jelasnya.

Sayang, kesadaran orangtua untuk membawa anak-anaknya melakukan check up rutin masih sangat rendah. Padahal, check up rutin untuk anak tak kalah penting dengan pemeriksaan pada orang dewasa, mengingat anak-anak masih dalam proses tumbuh kembang.

"Usia dikatakan anak itu sejak 0-18 tahun. Setiap anak melewati 3 fase, yaitu bayi, anak, dan puber. Nah, masing-masing periode mempunyai tujuan kenapa harus melakukan check up rutin, dan harusnya sebagai orangtua sudah paham akan pentingnya hal tersebut. Bila tidak dilakukan ,bisa saja akan ada hal-hal yang terlewatkan dan itu bisa memengaruhi kehidupan anak ke depannya. Jadi, lebih kepada optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan saat usianya dewasa nanti," pesannya.

 CAROLINE PRAMANTIE