T: Berapa persen kenaikan biaya pendidikan rata-rata pertahun di Indonesia? Faktor apa saja yang memengaruhi kenaikan tersebut?
J: Saat ini, rasanya sulit menemukan sekolah yang tidak menaikkan biaya masuk sekolah (uang pangkal) maupun iuran sekolah. Di Indonesia, kenaikan biaya tersebut biasa terjadi setiap tahun. Kenaikan biaya sekolah berbeda-beda, tergantung kebijaksanaan sekolah masing-masing. Besaran kenaikan biaya masuk sekolah dan iurannya bervariasi antara 6 persen hingga 20 persen per tahun.
Faktor pertama yang memengaruhi biaya pendidikan antara lain inflasi. Inflasi menjadi pemacu kenaikan biaya pendidikan tersebut. Kenaikan kebutuhan pokok seperti beras, tepung, telur dan lain-lain membuat daya beli masyarakat menurun termasuk guru. Akibatnya, sekolah pun menaikkan gaji guru. Demikian juga kebutuhan biaya pemeliharaan fasilitas sekolah lain yang meningkat. Semua itu tentu mengakibatkan kenaikan biaya pendidikan.
Kedua, adanya keinginan masyarakat untuk memberikan pendidikan yang bermutu/berkualitas bagi anak-anak mereka, tidak peduli berapa pun harga yang harus dibayar.
Ketiga, sekolah juga berlomba-lomba memberikan standar pendidikan berkualitas karena permintaan masyarakat. Untuk meningkatkan standar kualitas pendidikan, tentu perlu biaya tambahan yang tidak sedikit. Maka dari itu, sekolah membebankannya pada para orangtua melalui uang pangkal dan iuran sekolah. Contohnya sekolah bertaraf nasional atau internasional. Banyaknya populasi anak-anak usia sekolah juga akan meningkatkan permintaan akan jasa pendidikan.
T: Apa saja instrumen keuangan yang bisa dipilih untuk menyiapkan dana kesehatan anak dan berapa dana yang sebaiknya dialokasikan?
J: Jika harus menyiapkan dana kesehatan, terutama anak, kita dapat membeli polis asuransi yang memberikan perlindungan biaya kesehatan pada biaya inap rumah sakit saja. Sedangkan untuk biaya rawat jalan, kita dapat menyediakan dana yang di tempatkan pada tabungan saja.
Jangan tempatkan dana kesehatan ini pada instrumen yang tidak likuid (tidak mudah kita jual) dan mempunyai risiko besar. Karena biasanya untuk rawat jalan biaya yang kita keluarkan relatif kecil sehingga dapat kita tanggung. Dana yang kita alokasikan untuk asuransi jiwa dan perlindungan dana kesehatan ini biasanya sekitar 10-15 persen dari pendapatan. Kita dapat membeli Asuransi kesehatan murni atau membeli asuransi jiwa yang men-cover risiko kesehatan dan penyakit kritis.
T: Berapa presentase dari penghasilan yang sebaiknya dialokasikan untuk dana pendidikan anak, misalnya jika orangtua merencanakan biaya pendidikan dari usia 0 tahun hingga perguruan tinggi?
J: Selain menghitung berapa dana yang harus kita alokasikan setiap bulannya, kita juga harus mengetahui berapa besar dana yang kita butuhkan untuk pendidikan buah hati kita serta mengetahui biaya pendidikan di sekolah/universitas di mana anak kita akan menuntut ilmu.
Setelah mengetahui biaya pendidikan di masing-masing sekolah, kita harus mengetahui perkiraan biaya pendidikan di masa yang akan datang. Setelah itu, kita dapat mencari berapa dana yang akan kita alokasikan setiap bulannya untuk biaya pendidikan anak kita. Contoh anak kita berusia 0 tahun, asumsi kenaikan biaya pendidikan 15 persen. (lihat tabel, Red)