Bayi yang berkali-kali bangun di malam hari memang tidak akan sakit, tapi kebiasaan ini membuatnya agak lama menemukan pola tidur yang tepat. Sementara bagi orangtua pun, seringnya bayi bangun di malam hari dapat menimbulkan stres.
Para peneliti dari University of London, seperti dilansir BBC News baru-baru ini, mempelajari 600 bayi dengan rentang usia 1-12 minggu untuk melihat faktor yang menyebabkan mereka bisa atau tidak bisa tidur sepanjang malam. Ditemukan, bayi yang disusui lebih dari 11 kali dalam tenggang waktu 24 jam selama seminggu pertama akan mengurangi waktu tidurnya hingga ia berusia 12 minggu. Artinya, sampai berusia 12 minggu, si bayi tidak menikmati tidurnya yang nyenyak sepanjang malam. Seandainya aktivitas menyusu digeser ke waktu sebelum tengah malam, bayi tentu akan tidur lebih nyenyak.
Para peneliti di bawah pimpinan Dr. Ian St James-Roberts, juga menemukan bahwa saat disusui bayi akan belajar melakukan pembedaan antara siang dan malam. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Diseases in Childhood ini mengungkap, pemberian susu secara sering pada minggu pertama usia bayi merupakan faktor signifikan yang menentukan pola tidur selanjutnya. Itulah mengapa para peneliti berharap studi yang disebut behavioural programme ini bisa menjadi rujukan bagi kalangan medis untuk mengatasi masalah tidur bayi.
Santi