Kenali 15 Karakter Suami

By nova.id, Minggu, 19 Desember 2010 | 17:01 WIB
Kenali 15 Karakter Suami (nova.id)

Sebagai orang tua Anda pasti khawatir dia akan jatuh. Tanamkan keyakinan dalam dirinya bahwa Anda percaya pada kemampuannya. Kalaupun akhirnya dia terjatuh, Anda pun tidak perlu langsung heboh menunjukkan kepanikan. Berikan kepercayaan bahwa dia bisa mengatasi masalah. "Begitu juga ketika dia berangkat remaja dan mulai bergaul dengan lawan jenis. Kenalkan anak pada bentuk-bentuk tanggung jawab yang harus dipikulnya. Tentu saja agar bisa memberi kepercayaan, kita harus memiliki kepercayaan pada diri sendiri lebih dulu."

* PENASEHAT

Menghadapi tipe suami seperti ini, biasanya Anda justru jengkel dan merasa dianggap sebagai anak kecil yang perlu dicereweti terus-menerus. Suami tipe ini, kata Drajat, superegonya terlalu banyak terisi oleh nilai-nilai idealistik, hingga ia cenderung menasehati semua orang dalam setiap hal.

Ia baru bisa dibilang penasehat sejati kalau pengalaman hidupnya cukup kaya dan petuah-petuahnya pun muncul dari kedalaman rohani. Hingga dengan bekal itu, ia betul-betul mampu memberikan arah dan membantu mencarikan solusi. Tipe ini pun biasanya sebatas memberi nasehat tanpa memaksakan kehendak, tidak menuntut dan tidak pula menghujat orang lain. Melainkan mencermati pengalaman hidup yang diracik dengan nilai-nilai moral untuk menuntun, mengayomi dan melindungi keluarga dan orang lain.

* MUNAFIK

Sebenarnya karakter ini hampir mirip dengan karakter suami penasehat. Hanya saja, kata Drajat, munafik muncul dari pribadi yang tidak hidup di alam nyata atau mendasarkan diri pada pengalaman hidup. Tak mengherankan kalau pesan atau nasehatnya bombastis dan melambung dengan bahasa bagus, namun sama sekali tidak membumi. Dorongan menasehati pun timbul hanya karena merasa dirinya paling hebat. "Jangan merokok" tapi dia sendiri merokok. Menasehati orang lain untuk hidup jujur, namun ia sendiri korupsi, misalnya."

* PENUNTUT

Dalam masyarakat dulu, mungkin suami model begini tidak kelewat menimbulkan masalah. Tapi buat keluarga masa kini yang semua pihak sudah repot dengan urusan masing-masing, suami seperti ini betul-betul bikin jengkel. Bagaimana tidak? Kopi, sarapan dan keperluan mandi sudah harus tersedia saat dia membuka mata.

Makanan pun harus betul-betul istimewa dan disiapkan secara istimewa. Sementara bila istri kerepotan menangani urusan rumah tangga, dia seolah tak peduli. Begitu juga bila si kecil nangis, ia tenang-tenang saja baca koran. Nyebelin, banget, kan?

Menurut Drajat, sikap ini juga merupakan tanda-tanda kejiwaan yang kurang sehat. "Yang bersangkutan merasa khawatir superioritasnya akan ditumbangkan pihak lain. Ia menganggap perlu membentengi diri dengan perlakuan yang eksesif atau berlebih."

Meski awalnya pasti berat, Drajat menyarankan agar istri justru membantu suami menumbuhkan kepercayaan dirinya. Beri dorongan dan upayakan agar suami merasa positif. Jangan malah menggerogoti, "Uh, suami saya memang payah!" Pokoknya, tegas Drajat lebih lanjut, jangan menunjukkan sikap frontal atau konfrontatif.

Tumbuhkan kepercayaan pada suami bahwa dia bukan kerbau dungu. Dia pasti punya rasa cinta pada keluarga, kok, meski kelihatannya egois. Karena jauh di lubuk hatinya ia justru ingin berteriak memekikkan rasa sakit yang dideritanya. Sementara ada budaya mengajarkan laki-laki pantang mengeluh dan menangis.

* KEIBUAN

Biasanya ia mau, lo, menyelesaikan segala tetek bengek urusan rumah tangga, sampai-sampai si istri merasa tidak berperan dalam keluarga. Menurut Drajat, karakter ini lebih dibentuk minat pribadi, bukan karena pembagian peran yang tidak jelas saat kecil. Pria model ini biasanya sudah terbiasa dan dilatih atau dilibatkan ibunya sejak kecil untuk selalu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan tempat tidur, menyapu lantai atau ke pasar. "Kalau kebiasaan tersebut sudah mendarah daging, tak perlu dilarang," saran Drajat.

 Toh, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi harga dirinya sebagai lelaki sejati. Kalau saat ini Anda pun sudah terbiasa melibatkan semua anak dalam pekerjaan rumah tangga tanpa membedakan gender, tak perlu terlalu khawatir anak laki-laki Anda tak akan tumbuh jadi pria kewanita-wanitaan, kok.

* CUEK

Suami tipe ini sebetulnya minta diladeni dan diperhatikan, meski kelihatannya tidak membutuhkan orang lain. Sikap ini bisa muncul karena ia terlalu diperhatikan, hingga perhatian Anda dirasa tidak istimewa. Atau sebaliknya sama sekali jarang mendapat perhatian, namun gengsi mengakuinya. Rasa sebal Anda pada sikapnya sebetulnya sia-sia karena ia memang terbiasa untuk tidak menaruh peduli pada orang lain.