"Mengemis" Cinta Pasangan

By nova.id, Kamis, 21 Oktober 2010 | 17:54 WIB
Mengemis Cinta Pasangan (nova.id)

Bukan tak mungkin sumber penyebabnya adalah Anda sendiri, yakni Anda takut ditinggalkan oleh pasangan. Seperti dikatakan Pamugari, cinta yang berlebihan juga bisa menjadi refleksi tak percaya diri, "takut enggak dicintai sehingga harus memberi cinta yang berlebihan." Jika itu yang terjadi, sarannya, mulailah bertindak untuk sesekali menomorsatukan perasaan dan kebutuhan kita.

"Kembangkan berbagai kualitas diri dan potensi yang kita punya. Dengan demikian, kepercayaan diri akan menebal dan kita akan tampil sebagai pribadi yang layak dicintai." Tapi bila masalahnya bukan terletak pada diri Anda, boleh jadi pasangan Andalah yang bermasalah; dia takut untuk menyerahkan cintanya dengan sepenuhnya kepada Anda. Saran Pamugari, coba, deh, diselidiki apa kira-kira yang menyebabkannya menjadi seperti itu.

"Masa lalu bisa menjadi penyebab mengapa pasangan tampak enggan menunjukkan cintanya. Bisa jadi dia memilih kita sebagai reaksi terhadap hubungannya dengan ayah-ibunya dulu. Bila dia merasa kurang dicintai ketika kecil, maka ketika dia memilih pasangan, dia akan bersikap sebagaimana orang tuanya dulu memperlakukan dia. Secara tak sadar, dia menghukum ayah-ibunya, meskipun kemudian yang terluka sebenarnya kita."

Nah, bila demikian permasalahannya, cobalah Anda menyadarkannya untuk melihat realitas lain yang lebih positif. "Ajak pasangan berdialog dan bukakan pikirannya bahwa 'kesalahan' orang tua tak perlu dibalaskan kepada Anda." Sadarkan pula bahwa cinta yang seimbang dapat membuat perkawinan menjadi lebih sehat. Bila perlu, Anda dan pasangan dapat meminta bantuan profesional untuk memperbaiki pola hubungan yang tak sehat itu. Bukankah hubungan yang sehat ditandai dengan arus cinta dua arah yang sama-sama berimbang?

Jadi, kendati kita seharusnya memberikan cinta tanpa pamrih, namun bukan berarti kita harus pasrah tanpa berbuat apapun. Kita tetap boleh, kok, bertindak untuk memperbaiki keadaan agar cinta yang jomplang ini tak semakin memburuk. Tapi jika segala usaha tersebut tak menunjukkan hasil, apa boleh buat, keputusan pahit mungkin harus menjadi solusinya. Apalagi, untuk mengubah pasangan dan pola hubungan yang sudah bertahun-tahun memang tak mudah.

Akhirnya, kepada suami atau istri yang "pelit" dengan cintanya, Pamugari mengingatkan, kita tak akan pernah bahagia bila selalu menahan cinta. Dengan demikian, kita pun berarti telah menyakiti pasangan karena kita terus bersamanya walaupun tak mampu mencintainya. "Mungkin Anda harus memilih, antara mencintai diri sendiri atau mencintai pasangan secara seimbang dalam sebuah perkawinan," tandasnya.  

SI KECIL BELAJAR JADI MUNAFIK

 Cukup banyak, lo, perkawinan yang tampaknya harmonis namun di dalamnya tak mulus lantaran selalu hitung-hitungan cinta. Nah, bila Anda dan pasangan termasuk yang demikian, hati-hatilah! Pasalnya, Anda berdua memberikan pelajaran kepada si kecil bahwa kehidupan munafik itu sah-sah saja. Akibatnya, si kecil pun belajar menjadi munafik; seringkali nanti dia tampil bukan sebagai dirinya sendiri. Bukankah orang munafik sering tak mengenal siapa dirinya dan apa yang dia butuhkan dalam hidupnya?

Belum lagi ada kecenderungan, si munafik juga sering merugikan orang lain. Celakan, kan! Karena itu, Bu-Pak, saran Pamugari, berilah ajaran pada anak tentang cinta yang sehat alias enggak hitung-hitungan. Ajarkan pada mereka bahwa cinta itu banyak bentuknya dan tanpa pamrih.

"Ibu yang romantis yang suka membelai ayah dan ayah yang mengaplikasikan cintanya dalam bentuk tanggung jawab, komitmen,serta respek pada ibu dapat memberikan gambaran pada anak, bahwa cinta itu bentuknya bukan hanya lahiriah, tapi juga mental," tutur Pamugari. Jadi, meski ayah dan ibu saling berbeda cara dalam mengungkapkan cintanya, namun anak-anak tetap dapat merasakan bahwa ayah dan ibu memiliki keterikatan yang kuat. "Dua-duanya memberi sisi yang baik, tak ada yang lebih hebat dari yang lain." Dengan demikian, si kecil pun dapat tumbuh sehat menjadi pribadi yang dewasa.

Santi Hartono