Boleh, Kok, Si Kecil Ikut Kursus

By nova.id, Jumat, 18 Februari 2011 | 17:01 WIB
Boleh Kok Si Kecil Ikut Kursus (nova.id)

"Dia, toh, bukan anak super yang bisa meng-handle semua jam untuk kursus segala macam. Suatu ketika ia akan mengalami kejenuhan juga diberi jadwal yang padat." Kita saja yang dewasa kalau diberi jadwal yang padat terus-menerus akan jenuh juga, kan? Apalagi anak usia prasekolah yang masa perkembangannya masih dalam taraf bermain. Ingat, lo, Bu-Pak, setiap anak mempunyai tugas perkembangan sesuai usianya. Nah, usia prasekolah adalah masanya bermain. Dengan demikian, meski si kecil ikut kursus, namun ia tetap punya hak bermain sesuai tugas perkembangannya.

Jadi, jangan sampai Ibu-Bapak memaksakan kehendak hingga si kecil tak lagi enjoy bermain lantaran waktunya habis cuma buat kursus. "Anak-anak itu hidupnya untuk bermain, tak seperti orang dewasa yang hidupnya untuk bekerja dan belajar. Artinya, kegitan bermain merupakan sarana anak untuk menumbuhkembangkan potensi dirinya." Di usia prasekolah, lanjut dosen PGTKI Bani Saleh ini, anak juga seharusnya lebih banyak tinggal di rumah. "Ia belum wajib sekolah karena dunianya masih dunia suasana informal. Boleh ia keluar rumah, misal, berangkat 'sekolah', tapi hanya untuk sosialisasi."

Itulah mengapa, TK dibatasi waktu belajarnya hanya 2-3 jam. Lagi pula, dengan terlalu banyak kursus, anak jadi kelelahan. Walau pada saat kursus ia mungkin senang-senang saja, tapi sesampainya di "sekolah" bisa jadi ia kurang semangat atau cepat mengantuk. Kalau sudah begitu, sebaiknya kegiatan kursus dikurangi. "Bicarakan dengan anak, bidang mana yang harus dikurangi dan bidang mana yang tetap dilanjutkan." Caranya, minta anak memilih mana yang ia senangi. Misal, "Kakak mau menyanyi atau melukis?" Jika ia lebih suka melukis, misal, maka kursus menyanyinya ditunda. Tapi kalau ia suka keduanya, jelaskanlau dua-duanya diikuti, nanti Kakak gampang capek. Toh, nanti Kakak bisa mengambil kursus itu saat duduk di SD." Jadi, ambillah kursus yang sesuai dengan kemampuan anak dan tak menghabiskan waktu bermainnya, ya, Bu-Pak.  

Indah Mulatsih

UNTUNG-RUGI KURSUS

Kursus bermanfaat untuk melengkapi kemampuan yang perlu diasah, disamping memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi lebih banyak lagi. Bukankah dengan mengikuti kursus, ia akan bertambah teman dan pengalaman? Namun kursus juga ada ruginya, "bila ada unsur paksaan dari orang tua atau hanya demi memenuhi ambisi orang tua, serta merampas hak anak untuk berada di rumah dan bermain," tutur Wulan.

PATOKAN MEMILIH KURSUS

 Kendati kursus sifatnya informal dan hanya sebagai pelengkap, namun tetap saja Ibu-Bapak harus mencari tempat kursus yang terbaik buat si kecil. "Seyogyanya selama kursus, anak tetap bisa melaksanakan tugas perkembangannya, bisa memiliki dunia bermainnya, serta tetap bisa istirahat untuk memenuhi kesehatan fisiknya," tutur Wulan. Ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum Ibu-Bapak mengambil sesuatu jenis kursus untuk si kecil, yaitu:

* Programnya harus sesuai untuk usia anak. Misal, kursus bahasa Inggris. "Untuk anak usia prasekolah, sebatas ia mengenal nama-nama benda yang ada di sekitarnya, bisa mengucapkannya, dan bisa memahami perintah-perintah singkat yang sederhana," terang Wulan. Nah, Ibu-Bapak harus tahu hal ini agar bisa mengetahui sebatas mana kemajuan yang hendak dicapai si kecil dalam usianya.

* Metode pengajarannya juga harus disesuaikan dengan usia anak, karena tentunya anak usia prasekolah akan berbeda dengan anak usia SD. Jadi, Bu-Pak, lihatlah, apakah metode pengajarannya akan memberikan suasana enjoy buat anak. "Kalau lembaga kursusnya menyesuaikan cara belajar-mengajarnya dengan cara bermain, tak ada salahnya diikuti."

* Waktu kursus. "Sebaiknya kalau anak 'sekolah' pagi, kursusnya di sore hari." Dengan demikian, anak punya waktu cukup untuk istirahat siang, sehingga energi yang sudah dikeluarkan waktu pagi bisa tergantikan dengan tidur siangnya.

* Yang tak kalah penting, lihat tenaga pengajarnya, apakah memahami perkembangan anak.

"SEKOLAH" FULL DAY

Wulan lebih menganjurkan memilih "sekolah" full day apabila ingin membekali atau memperkenalkan si kecil dalam berbagai bidang namun tak ingin membebaninya dengan jadwal kursus yang padat. "Sekolah" full day, terangnya, sudah menyediakan berbagai kegiatan; ada pengajaran komputer, bahasa Inggris, aritmatika, mewarnai, menari, menyanyi, dan sebagainya. "Dengan demikian, orang tua tak perlu lagi mengkursuskan anaknya di luar." Keuntungan lain, program keterampilan yang disediakan "sekolah" full day telah dirancang khusus sesuai usia anak. "Tak seperti kursus-kursus di luar yang kadang programnya atau pengajarannya enggak sesuai usia anak."