Bahaya Keseringan Minum Obat

By nova.id, Rabu, 9 Februari 2011 | 17:00 WIB
Bahaya Keseringan Minum Obat (nova.id)

Nah, tentu kini kita bisa bertindak lebih bijak lagi, ya, Bu-Pak, demi kesehatan si kecil.

 EFEK SAMPING ANEKA OBAT

Sebetulnya obat itu berguna untuk kesembuhan dari suatu penyakit. Tapi, aku Kishore, semua jenis obat punya efek samping dan tetap beracun bagi tubuh. "Kecuali, bila dipakai secara rasional dan dalam jangka pendek tentu tak menimbulkan efek samping yang merugikan. Jadi tergantung rasionalisasinya." Efek samping tersebut, tambahnya, muncul pada pemakaian obat-obat tertentu dan dalam jangka waktu yang lama. "Ini yang harus lebih berhati-hati dengan efek sampingnya."

Nah, kita bisa lihat uraian di bawah ini mengenai efek samping jenis obat-obatan bila diberikan dalam jangka waktu lama.

* Obat Anti TBC

Obat ini diberikan dalam jangka waktu lama pada anak yang memang mempunyai riwayat penyakit TBC. Bisa enam bulan bahkan sampai satu tahun. Pemberian obat selama itu merupakan suatu keharusan dan harus disiplin serta teratur, agar penyakitnya hilang.

Tentu saja pemakaian obat dalam jangka lama ada efek sampingnya. Terutama ke organ hati, di mana ada peningkatan SGOT dan SGPT dalam darah, yaitu peningkatan enzim-enzim dari hati. Tingginya kadar ini tergantung dari kerusakan hatinya. Biasanya anak akan tampak kuning.

Dulu sering dipakai obat anti TBC berupa suntikan streptomycin. Efeknya bisa menyebabkan ketulian dan juga gangguan pada ginjal. Tapi sekarang obat tersebut jarang dipakai. Obat anti TBC yang sekarang banyak dipakai adalah Ryampisin, INH dan Pyrazinoid.

"Untuk mengurangi efek samping dari pemakaian obat anti TBC jangka lama ini bisa di-back up dengan pemberian obat-obatan yang melindungi organ hati. Alternatif lain dengan merendahkan dosisnya."

* Obat Anti Kanker

Pada anak penderita kanker darah (leukimia) atau anak dengan tumor ganas, pengobatan dilakukan antara lain dengan pemberian obat-obatan sitostatik. Namun pemberiannya harus sesuai aturan. Pengobatannya bisa dalam jangka waktu lama 1-2 tahun dan bahkan sampai 5 tahun. Selama itu pula obat-obatan tersebut harus tetap diberikan. Kalau tidak, penyakitnya tak akan hilang.

Pemakaian obat sitostatik harus dimonitor karena mempunyai efek samping di seluruh tubuh. Selain mematikan sel-sel kankernya juga bisa merusak sel-sel tubuh lainnya. Rambut anak bisa jadi rontok, kadar HB turun dan juga bisa terjadi risiko perdarahan karena trombositnya turun atau ada bagian tubuh yang rusak, jumlah lekositnya juga menurun, dan kulit jadi keriput.