Bahaya Keseringan Minum Obat

By nova.id, Rabu, 9 Februari 2011 | 17:00 WIB
Bahaya Keseringan Minum Obat (nova.id)

Terkadang dalam keadaan tertentu, setelah diberikan obat anti kanker anak jadi pucat dan HB-nya turun. Bila keadaannya seperti itu maka harus dilakukan transfusi darah. Apabila terjadi perdarahan maka anak harus diberikan trombosit.

"Untuk mengatasi efek samping dari penggunaan obat anti kanker, maka yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan nutrisi yang baik pada anak. Sehingga sel-sel yang rusak bisa tergantikan dengan protein yang didapat dari makanan," terang Kishore.

* Obat Anti Kejang

Pada anak yang mempunyai riwayat kejang, semisal karena penyakit ensefalitis (radang otak). Awalnya mungkin dengan pemberian antibiotik semisal untuk 10-20 hari. Biasanya kemudian pemberian dalam bentuk vitamin yang tidak menyebabkan kerugian. Seperti untuk mencegah kerusakan fungsi otak lebih lanjut. Lalu diberikan juga obat untuk memperbaiki fungsi sirkulasi darah ke otak dan juga untuk memperbaiki fungsi sarafnya.

Penggunaan obat dalam jangka panjang pada anak yang punya riwayat kejang seperti penyakit di atas adalah obat anti kejang. Efek samping obat dalam jangka lama ini tergantung jenis obatnya. Semisal, pemberian obat Luminal maka efeknya anak jadi hiperaktif, tak bisa diam, selalu bergerak terus. Atau pemberian asam valproat yang bisa menyebabkan gangguan pankreas dan juga menurunkan kadar trombosit.

"Ada tidaknya efek samping dari penggunaan obat-obatan anti kejang dapat diketahui dari pemeriksaan darah." Karena itu, selama anak mengkonsumsi obat-obatan tersebut harus selalu dimonitor. Biasanya dievaluasi secara berkala, misalnya, dalam waktu 6 bulan atau satu tahun, tergantung dari klinisnya. Bila jumlah trombosit di bawah normal (normal: 150-200 ribu) biasanya sudah menimbulkan efek samping. Ini akan menyebabkan perdarahan. Fungsi pankreas pun mungkin terganggu; yaitu fungsi lipase (enzim yang membantu mencerna lemak/lipid) dan amilase (enzim untuk membantu pencernaan). Jika dalam darah kadar enzim tersebut meningkat berarti ada kerusakan pada pankreas.

* Obat Batuk Pilek

Tentu obat ini tak diberikan dalam jangka panjang. Bila anak terkena sakit batuk pilek maka dengan pemberian obat selama 3- 5 hari atau 1-2 minggu saja sudah sembuh. Setelah jangka waktu itu tak ada penumpukan zat obat dalam tubuh. Jadi rata-rata penggunaan obat ini tak ada efek sampingnya. Umumnya dalam hal pemberiannya pun sesuai resep dokter. Misalnya, kalau batuk pileknya sudah berhenti harus dihentikan penggunaannya.

"Biasanya dalam pemberian obat batuk pilek disertai pula dengan pemberian obat antibiotik bila ada indikasi suhu anak panas; berarti ada infeksi." Tapi kalau tidak ada indikasi infeksi, misal, batuk pilek karena alergi maka obat antibiotik tak perlu digunakan karena tak ada pengaruhnya. "Lagipula, kan, kasihan anak jadi minum obat yang tak perlu," terang Kishore.

* Obat Antibiotik

Obat-obatan antibiotik jaman dulu berbeda dengan jaman sekarang. Dalam hal efek samping, obat antibiotik jaman dulu, misalnya, tetracyclin bisa menyebabkan gigi kuning. Ada juga obat seperti sulfan yang menyebabkan anemia. Sedangkan obat-obat antibiotik yang sekarang hampir tak punya efek samping, Mungkin ada yang bisa mengakibatkan diare. "Hal ini karena ada flora dalam usus yang terganggu. Sebetulnya dalam usus itu, kan, ada kuman yang baik dan ada juga kuman penyakit (patogen). Nah dengan pemberian antibiotik tersebut kuman yang baik pun ikut mati," terang Kishore.

Lamanya penggunaan obat antibiotik tergantung derajat penyakitnya. Biasanya dokter sudah menentukan dosisnya dan juga harus dihabiskan sesuai aturannya. Kalau tidak maka kumannya akan menjadi resisten.