Nah, untuk menghadapi masalah yang prinsip, sebaiknya disikapi lebih bijak. Kita tidak bisa meminta pasangan mengubah prinsip hidupnya. Namun cobalah untuk mencari kesamaan dengan pasangan. Selain itu, tanamkan dalam diri untuk meluweskan prinsip-prinsip Anda agar selaras dengan pasangan.
Hindari sikap saling menuntut, sembari saling belajar mengenai prinsip-prinsip pasangan. "Jika perbedaannya adalah prinsip seperti kultur atau kebiasaan, cara mengubahnya adalah dengan belajar dan saling menerima!" ungkap Nisfie menjelaskan.
Ungkapkan dengan Baik
Bila sesekali perbedaan itu membuat tak nyaman, utarakan pada pasangan segera. Jangan mendiamkan atau memendam dalam hati.
Namun ketika mengutarakan kritik, tetaplah berpegang pada prinsip menjaga relasi. Perhatikan situasi, timing, dan suasana hati pasangan saat mengutarakan keluhan. Misal, jangan mengutarakan ketika pasangan sedang sibuk, marah, sedih, ataupun kelelahan.
Selain itu, perhatikan pemilihan kata-kata agar tidak timbul salah persepsi. Kesalahan dalam pemilihan kata, bisa membuat pasangan tidak menangkap maksud Anda. Ujung-ujungnya, Anda tidak mendapat solusi yang diinginkan.
Testimoni Mereka
Tatie Sri Wulandari (Istri Gregor Gorjan)
Menikah dengan pria asing tidak selalu berbuah manis bagi Tatie. Sekali waktu ia pernah dituduh sedang "melayani" tamunya.
Namun secara keseluruhan, Tatie beruntung menikahi Gregor yang sangat menghargai pendapatnya. Ia pun senang karena suami tidak melulu minta dilayani, justru senang menyiapkan sarapan dan pakaiannya sendiri.
Kendati ada beberapa kendala akibat dua bahasa sehari-hari digunakan Gregor, namun Tatie pun mencoba semampunya menggunakan bahasa lokal, terutama dengan mertua.
Soal kebiasaan dan budaya, Tatie merasa beruntung, silaturahmi dan tata krama orang di Slovenia hampir tak jauh beda. Hanya, mereka lebih liberal dan suka bicara blak blakan juga (terkadang) agak keras. Namun lama kelamaan, Tatie paham, bila suara keras dan kata-kata itu bukan bermaksud kasar seperti anggapannya.