NOVA.id - Tentunya perselingkuhan hanya bisa terjadi apabila ada yang "terjerat" dan ada yang "menjerat" atau dua-duanya sama-sama saling "menjeratkan diri".
Tapi pada umumnya, kata psikolog sosial Zainoel B. Biran, orang mudah "terjerat" atau tergoda bila dirinya tak bahagia.
Dia akan mencari hal-hal yang bisa menumbuhkan kembali kebahagiaannya.
Umumnya, kata Zainoel, ketidakbahagiaan di rumah tangga bersumber pada tak adanya komunikasi di antara suami-istri.
Suami-istri, terang psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI ini, tak pernah membicarakan harapan-harapan ataupun keinginan-keinginannya terhadap si pasangan. "
Nah, bila harapan tersebut tak pernah dibicarakan, timbullah ketidakbahagiaan."
KECOCOKAN FISIK
Macetnya komunikasi, terang psikolog yang akrab disapa Bang Noel ini, bisa terjadi sejak awal perkawinan.
Terlebih bila suami-istri menikah karena merasa ada kecocokan secara fisik.
Misalnya, kalau dengan dia, hati ini langsung bergetar sementara dengan yang lain, tidak.
Sehingga kemesraan yang terjadi di awal-awal perkawinan pun hanya sebatas ketertarikan fisik.
"Mereka tak pernah membicarakan hal-hal yang mendalam. Misalnya, perbedaan-perbedaan yang ada di antara mereka, hal-hal apa saja yang bisa diberikan atau diinginkan pasangannya."