Berbagi memang sederhana namun indah karena menciptakan hubungan yang akrab dan penuh kasih sayang terhadap orang lain. Manfaatnya pun banyak, seperti anak akan memiliki keterampilan sosial yang baik, mudah bekerja sama, memiliki rasa cinta yang besar, dan berdaya.
Oleh karena itu, menurut Meriyati Budiman, M.Psi., (Psikolog Klinis Anak RS Pondok Indah), agar anak mau berbagi, orang tua dituntut menjadi teladan yang menunjukkan berbagi adalah sesuatu yang indah untuk dilakukan.
Peniru Ulung
Di usianya yang sangat dini, balita terbiasa meniru. Jadi, jika anak-anak melihat orang tuanya berbagi, mereka akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Ketika perilaku berbagi tersebut dilakukan secara terus-menerus, lama-lama akan menjadi kebiasaan, dan menetap menjadi karakter.
Mengajarkan perilaku berbagi memang tak mudah, terutama pada usia prasekolah. Hal ini dikarenakan di usia tertentu, anak masih memiliki egosentris. Lingkup pengenalannya terhadap orang lain juga masih sangat sempit, hanya terbatas pada orang tua atau saudaranya.
Mulai 3 Tahun
Biasanya, anak di bawah usia 3 tahun masih berpikir egois. Mereka menganggap, apa yang mereka inginkan dan apa yang ada di sekitarnya adalah miliknya sehingga tampak egois.
Untuk menghadapinya, orangtua jangan marah dan memaksa, karena akan membuat konsep berbagi akan menjadi sesuatu yang negatif dan menjengkelkan baginya. Jadi, waktu yang tepat untuk mengajarkan anak berbagi adalah saat usia anak 3-5 tahun.
- Usia 3 tahun: Meskipun masih berpikir egosentris, tetapi ia sudah lebih bisa memahami mana hal atau barang yang menjadi miliknya. Ia bisa berbagi jika ia tidak suka, tetapi tak mau berbagi untuk sesuatu yang ia sukai.
Jadi di usia ini, tetap akan ada kemarahan dan air mata jika mereka diminta untuk berbagi mainan yang mereka suka. Meski demikian, proses kognitif sudah lebih berkembang sehingga mudah untuk diberi pengertian.
- Usia 4 tahun: Sudah mulai menerima pendapat orang lain dan bersedia ambil giliran. Ia mulai mengerti sekalipun harus menunggu giliran, akan dapat gilirannya, atau akan bermain dengan alat mainan yang lain dulu.