Yuk, Belajar Berbagi! (1)

By nova.id, Jumat, 21 Januari 2011 | 17:01 WIB
Yuk Belajar Berbagi! 1 (nova.id)

Yuk Belajar Berbagi! 1 (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Berbagi memang sederhana namun indah karena menciptakan hubungan yang akrab dan penuh kasih sayang terhadap orang lain. Manfaatnya pun banyak, seperti anak akan memiliki keterampilan sosial yang baik, mudah bekerja sama, memiliki rasa cinta yang besar, dan berdaya.

Oleh karena itu, menurut Meriyati Budiman, M.Psi., (Psikolog Klinis Anak RS Pondok Indah), agar anak mau berbagi, orang tua dituntut menjadi teladan yang menunjukkan berbagi adalah sesuatu yang indah untuk dilakukan.

Peniru Ulung

Di usianya yang sangat dini, balita terbiasa meniru. Jadi, jika anak-anak melihat orang tuanya berbagi, mereka akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Ketika perilaku berbagi tersebut dilakukan secara terus-menerus, lama-lama akan menjadi kebiasaan, dan menetap menjadi karakter.

Mengajarkan perilaku berbagi memang tak mudah, terutama pada usia prasekolah. Hal ini dikarenakan di usia tertentu, anak masih memiliki egosentris. Lingkup pengenalannya terhadap orang lain juga masih sangat sempit, hanya terbatas pada orang tua atau saudaranya.

Mulai 3 Tahun

Biasanya, anak di bawah usia 3 tahun masih berpikir egois. Mereka menganggap, apa yang mereka inginkan dan apa yang ada di sekitarnya adalah miliknya sehingga tampak egois.

Untuk menghadapinya, orangtua jangan marah dan memaksa, karena akan membuat konsep berbagi akan menjadi sesuatu yang negatif dan menjengkelkan baginya. Jadi, waktu yang tepat untuk mengajarkan anak berbagi adalah saat usia anak 3-5 tahun.

- Usia 3 tahun: Meskipun masih berpikir egosentris, tetapi ia sudah lebih bisa memahami mana hal atau barang yang menjadi miliknya. Ia bisa berbagi jika ia tidak suka, tetapi tak mau berbagi untuk sesuatu yang ia sukai.

Jadi di usia ini, tetap akan ada kemarahan dan air mata jika mereka diminta untuk berbagi mainan yang mereka suka. Meski demikian, proses kognitif sudah lebih berkembang sehingga mudah untuk diberi pengertian.

- Usia 4 tahun: Sudah mulai menerima pendapat orang lain dan bersedia ambil giliran. Ia mulai mengerti sekalipun harus menunggu giliran, akan dapat gilirannya, atau akan bermain dengan alat mainan yang lain dulu.

- Usia 5 tahun: Mulai mengerti apa artinya berbagi dan berkompromi. Mereka mulai mengorganisir permainan, menetapkan peran dan tanggung jawab yang membutuhkan perundingan, dan kompromi. Misalnya, mereka mengusulkan Si A menjadi dokter, Si B mau menjadi pasien dan sebagainya.

Dari yang Sederhana

Berikut ini adalah beberapa contoh perbuatan berbagi yang bisa diajarkan pada buah hati:

o Ketika orang tua membagi sesuatu, selalu gunakan kata "berbagi" untuk menjelaskan dan menekankan perilaku tersebut tepat pada saat dilakukan.

Misalnya, "Yuk, ikut Mama membagi makanan ini ke Bu Ani," atau "Mama berbagi kue ini denganmu, " atau bisa juga dengan bertanya "Apakah kamu mau roti ini, Nak? Jika mau, Mama akan berbagi denganmu." Karena contoh yang diberikan nyata dan terasa, tentu akan lebih efektif.

o Berikan mainan yang membutuhkan kerja sama ketika anak bermain dengan teman maupun saudaranya sehingga anak belajar kompromi dan bersabar. Misalnya puzzle, balok, dan kertas besar untuk melukis bersama.

o Bacakan buku cerita yang bisa menjadi inspirasi bagi anak untuk belajar berbagi.

o Libatkan anak dalam kegiatan berbagi dengan orang terdekat. Misal, dengan memintanya mengantarkan makanan yang mau dibagikan ke tetangga.

o Ekspresikan rasa senang ketika bisa berbagi mengajarkan anak bahwa kegiatan itu, selain bermanfaat bagi diri sendiri, juga bagi orang lain. Misalnya, "Mama senang bisa berbagi makanan dengan Nenek tadi."

o Berbagi tak melulu berupa materi. Ini juga bisa dilakukan dalam bentuk perhatian, senyuman, waktu, keterampilan, sentuhan, harapan, saran, pengetahuan.

Misalnya, "Mari saya bantu meyeberang jalan ini, Nek". Atau, melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama, mencuci mobil atau menyiram tanaman bersama.

o Merayakan ulang tahun dengan berbagi di panti asuhan, panti jompo, atau tempat ibadah.

Beri Penghargaan

Berikan anak kebebasan untuk berbicara dan tidak berbagi mainannya, karena pasti ada mainan tertentu yang paling digemarinya atau mungkin baru dibeli. Sehingga anak tahu kalau ia didengar dan keinginannya dihargai. Dengan begitu, mereka bisa belajar menghargai dan menghormati kebebasan milik orang lain.

Terakhir yang tidak boleh dilupakan, memberikan penghargaan saat anak mau berbagi, yaitu dengan memberi pujian, senyuman, pelukan, atau ciuman. Tak perlu ragu mengekspresikannya, misalnya mengajaknya ber-tos ria.

Melalui pujian anak menjadi paham apa yang dilakukannya adalah baik. Selamat berbagi bersama Si Kecil!

 Ester Sondang / bersambung