Penerapan Kurikulum 2013 Membuat Orangtua Bingung Mengajari Anak di Rumah

By nova.id, Senin, 8 Desember 2014 | 04:06 WIB
Penerapan Kurikulum 2013 Membuat Orangtua Bingung Mengajari Anak di Rumah (nova.id)

TabloidNova.com - Kurikulum 2013 yang berlaku pada era mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh dihentikan pelaksanaannya olehMenteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah (Menbudikdasmen) Anies Baswedan.  Pengumuman penghentian pelaksanaan Kurikulum 2013 secara resmi dilakukan pada  Jumat (5/12) lalu.

Sejumlah pejabat, kelompok-kelompok masyarakat, guru, orangtua murid, dan para murid sendiri, menyatakan kelegaan atas penghentian Kurikulum 2013 (K 13) ini. Para orangtua murid Mereka mengapresiasi langkah Anies. Dian Warastuti, orangtua siswa SMP Muhammadiyah 22 Pamulang, Tangerang Selatan, menyebut keputusan yang dikeluarkan Anies adalah tindakan yang bagus dan bijaksana.

Menurut Dian, kentara sekali masih banyak sekolah yang belum siap melaksanakan kurikulum tersebut, terutama guru masih harus dilatih dan dibiasakan terlebih dulu. Dian juga menyebut, seperti halnya guru dan siswa, orangtua juga perlu disosialisasikan soal kurikulum melalui sekolah anak mereka masing-masing.

"Penerapan kurikulum barunya seperti apa perlu disosialisasikan, termasuk metode yang dilakukan. Sebab banyak konten yang pengajarannya melibatkan orangtua di rumah. Supaya orangtua tidak jadi bingung," kata Dian kepada Warta Kota, Sabtu (6/12).

Yuli, orangtua siswa kelas 2 SD Ragunan 04 Petang, juga menyatakan hal yang sama dengan Dian. Penerapan Kurikulum 13 membuat orangtua bingung mengajari anak di rumah.

"Bingung karena cara belajar di zaman dulu enggak sama dengan sekarang. Soalnya sekarang sudah enggak ada lagi pelajaran, semuanya ada di satu buku. Sementara anaknya sendiri enggak tahu, deh, bisa atau enggak," kata Yuli.

Yuli menambahkan, lebih baik kembali ke kurikulum lama atau Kurikulum 2006. Menurut Yuli, anak-anak dan orangtua lebih terbiasa menggunakan kurikulum lama tersebut dibandingkan K 13 yang dianggap memiliki terlalu banyak materi. "Saya senang Kurikulum 2013 dihentikan. Saya jadi bisa mengajari anak per mata pelajaran. Kalau yang sekarang, saya bingung mengajarinya," cetus Yuli.

Sebelumnya, Anies menginstruksikan, sekolah yang belum menggunakan K 13 selama tiga semester, dapat kembali menggunakan Kurikulum 2006. Sedangkan sekolah yang telah menjalankan K 13 selama tiga semester, diminta tetap menggunakan kurikulum tersebut sambil menunggu evaluasi dari pihak berwenang.

Anies juga mengatakan, saat ini ada 6.221 sekolah yang sudah menerapkan K 13 selama lebih dari tiga semester. "Mereka akan jadi contoh bagi sekolah yang belum siap," tambah Anies.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini kembali menyinggung soal pelaksanaan K 13 yang dinilai terlalu cepat. Anies berharap agar pelaksanaannya yang sudah dievaluasi kali ini bisa berjalan setahap demi setahap. Dan sekolah yang dijadikan contoh, nantinya akan menjadi model dalam pelaksanaan K 13 yang ideal bagi sekolah-sekolah lain.

Intan Y. Septiani/Sumber: Kompas.com/Wartakotalive