Ketika Amandel "Membandel" (1)

By nova.id, Selasa, 12 April 2011 | 17:06 WIB
Ketika Amandel Membandel 1 (nova.id)

Operasi pengangkatan amandel dibagi dua, yakni tradisional dan modern. Tradisional misalnya dengan guillotine dan diseksi, sementara yang modern antara lain menggunakan electric cauter  hingga radiofrekuensi. Penggunaan radio frekuensi memiliki beberapa keuntungan, diantaranya durasi operasi lebih singkat, perdarahan lebih sedikit, dan nyeri pasca operasi yang lebih ringan karena tidak terdapat luka operasi yang terbuka.

Operasi pengangkatan amandel sebaiknya dilakukan jika efek buruk amandel, baik infeksi maupun pembesarannya, jauh lebih besar dari manfaatnya. Pengangkatan amandel juga tidak tergantung usia. Banyak kalangan awam, bahkan kalangan medis, yang masih menganggap bahwa pengangkatan amandel, khususnya pada anak, sebaiknya dilakukan pada usia yang sudah agak besar. "Ini tidak benar. Pengangkatan amandel tidak tergantung usia. Anak usia 2 atau 3 tahun pun sudah bisa dilakukan operasi pengangkatan amandel, misalnya jika terjadi OSA yang sangat berat," lanjut Agus.

Syarat operasi, tubuh harus dalam keadaan fit dan tidak terdapat kontraindikasi. Operasi amandel adalah operasi yang paling sering dilakukan pada anak, tapi kecenderungannya belakangan semakin menurun. "Ini karena penggunaan antibiotik yang relatif sudah bagus, sehingga penanganan terhadap infeksi sudah jauh lebih bagus. Kejadian yang sekarang lebih banyak adalah pembesaran amandel daripada infeksi."  

Beberapa indikasi amandel harus diangkat antara lain jika sudah 3 kali atau lebih terjadi infeksi berulang, terjadi maloklusi gigi, terjadi sumbatan jalan napas, ada abses, dicurigai ada tumor, atau bau mulut yang tidak hilang-hilang. Sementara kontraindikasi atau amandel tidak boleh diangkat seandainya terjadi pembekuan darah, kurang darah, infeksi akut, penyakit yang berisiko, dan sebagainya.

Pasca operasi, biasanya bekas amandel akan berwarana keputihan, rasa nyeri. "Ini normal pada 24 jam pertama pasca operasi. Komplikasi yang paling sering adalah perdarahan ringan, yang akan berhenti tanpa dilakukan tindakan," jelas Agus.

 Hasto Prianggoro / bersambung