Benarkah Ngidam Cuma Mitos?

By nova.id, Rabu, 7 April 2010 | 17:52 WIB
Benarkah Ngidam Cuma Mitos (nova.id)

Siapa bilang wanita hamil pasti mengidam? Banyak, kok, yang tidak mengalaminya. Mari kita simak, bagaimana sebenarnya persoalan mengidam.

"Wah, repot juga, ya, jadi suami. Masak istri saya ngidam mau njitak kepala orang," keluh Deni yang istrinya tengah hamil muda.

Kewalahan memenuhi keinginan istri yang mengidam kerap dialami para calon ayah. Soalnya, si istri yang tengah hamil itu suka aneh-aneh ngidamnya. Seperti istri Deni tadi. Bahkan ada ibu hamil yang ngidam ingin mencium artis pujaannya dengan harapan si bayi kelak berwajah mirip sang artis itu.

Tak jarang para suami dibikin jengkel oleh ulah istrinya yang ngidam. Bayangkan saja. Tengah malam buta si istri minta dibelikan es krim. Mau cari di mana? Apa harus mendatangi pabriknya? Ketika makanan yang diinginkan sudah didapat, eh, dimakannya cuma sedikit. Malah kadang, disentuh pun tidak. Sebal, kan? Tapi jika tak dipenuhi, alasannya nanti si jabang bayi keluar air liur terus. "Ini, kan, kemauan si jabang bayi. Bukan kemauan saya!", begitu alasannya.

Benarkah mengidam lantaran keinginan si jabang bayi? Jangan-jangan itu cuma alasan saja. Atau jangan-jangan karena si calon ibunya saja yang manja atau ingin cari perhatian.

CARI PERHATIAN

Secara medis, menurut dr. Nasdaldy, Sp.OG dari RSIA Hermina Podomoro, tak ada alasan kenapa wanita hamil mengidam."Kebanyakan karena masalah psikologis. Secara medis tak ada kelainan. Banyak juga, kok, ibu hamil yang tak mengidam," terangnya.

Sementara psikolog Dra. Dharmayati Utoyo Lubis, MA, PhD., berpendapat, pada trimester pertama kehamilan, terjadi perubahan besar pada tubuh seorang wanita. "Jadi, bisa saja saja terjadi wanita hamil kekurangan zat tertentu yang menyebabkan ia sangat memerlukan sesuatu." Jika ngidamnya tak mengada-ada, misalnya ingin makanan yang manis atau yang banyak garam, barangkali saja tubuhnya memang kekurangan zat-zat tertentu.

Tapi bila permintaannya aneh-aneh bahkan cenderung tak masuk akal, "Biasanya ini berlatar belakang manja atau mungkin juga karena ia kurang mendapatkan perhatian dari suami," kata Nasdaldy. "Tapi tak semua perempuan yang hamil itu manja, lo. Buktinya, banyak juga wanita yang enggak ngidam," sambung Dharmayati pada kesempatan terpisah.

Bahwa ada keinginan untuk mendapatkan perhatian, Dharmayati membenarkan. "Namun jangan menganggap perempuan berpura-pura saat ngidam, ya. Belum tentu, lo. Barangkali saja itu semua tak disadarinya. Jadi, minta perhatiannya dalam bentuk seperti itu."

Yang pasti, Nasdaldy dan Dharmayati sepakat,ngidam merupakan salah satu bentuk pernyataan wanita bahwa kehamilan merupakan tanggung jawab berdua antara suami-istri. "Wanita hamil merasa bahwa si suami harus ikut memikul tanggung jawab atas kehamilannya. Nah, keluarnya dalam bentuk seperti itu, mengidam," tutur Dharmayati.

Harap dipahami, perubahan yang muncul selama kehamilan bukan cuma hormonal, tapi juga emosional. Alhasil, muncul perasaan dalam diri si istri, "Saya membawa sesuatu yang sangat penting. Sebagai suami, kamu juga harus bertanggung jawab. Bukankah ini sesuatu yang maha penting dalam hidup kita?" Dengan demikian, mungkin saja si calon ibu bukan dengan sengaja cari perhatian lewat mengidam itu. Atau, seperti kata Nasdaldy, bisa saja si wanita merasa tak diperhatikan, lalu muncul perasaan bahwa kehamilannya merepotkan. "Tapi bukan ngidamnya yang menyebabkan."