Ejakulasi Teratur Lebih Sehat

By nova.id, Selasa, 23 Maret 2010 | 18:54 WIB
Ejakulasi Teratur Lebih Sehat (nova.id)

- Perhatikan gaya hidup. Ada beberapa kebiasaan yang memengaruhi produksi spermatozoa. Terutama yang membuat suhu di sekitar buah zakar menjadi tinggi karena perubahan suhu dapat memengaruhi produksi spermatozoa. Antara lain berlama-lama mandi berendam dengan air hangat, duduk terlalu lama di motor yang mesinnya tak memiliki sayap pelindung panas, hingga panas mesin langsung mengenai buah zakar. Padahal buah zakar membutuhkan suhu tubuh yang optimal untuk menghasilkan produk yang baik. Coba saja perhatikan, bila suhu di sekitar dingin maka buah zakar akan tampak tertarik ke dalam alias menempel ke tubuh supaya mendapatkan suhu yang optimal. Sebaliknya, bila kepanasan, buah zakar akan terlihat turun.

- Hindari infeksi daerah genital, di antaranya chlammydia, sifilis, gonorrhea (GO) karena dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas sperma.

- Konsumsi makanan dengan kandungan protein yang cukup. Protein bermanfaat untuk menghasilkan sperma berkualitas bagus. Selain juga makanan bervitamin C yang dapat membantu menyerap mineral (zinc, tembaga, magnesium, kalsium dan natrium) yang berfungsi untuk meningkatkan vitalitas dan usia sperma. Tak harus protein hewani yang berasal dari kerang atau kambing seperti mitos selama ini. Boleh-boleh saja kok mengonsumsi protein dari sumber lainnya, asalkan seimbang alias jangan terlalu berlebih atau malah amat minim.

CIRI-CIRI BERKUALITAS

Kualitas sperma ditentukan oleh banyak faktor, yang paling penting adalah volume/jumlah. Normalnya, ketika ejakulasi setidaknya dikeluarkan 20-40 juta ekor sperma. Selain jumlah, yang tak kalah penting adalah gerak sperma yang dibedakan menjadi 4 macam, yaitu gerak lurus cepat, gerak lurus lambat, gerak di tempat, dan tidak bergerak.

Untuk pembuahan tentu diperlukan sperma yang bergerak maju (gerak lurus cepat dan gerak lurus lambat). Untuk keperluan ini setidaknya dibutuhkan 50% jumlah sperma yang bergerak maju dari total sperma yang dipancarkan. Syarat lain, sperma harus memiliki bentuk normal, minimal terwakili oleh 30% jumlah sperma. Mengapa? Karena jika bentuknya tidak normal, sperma-sperma tersebut tidak bisa masuk ke rahim dan saluran telur untuk melakukan pembuahan.

Utami Sri Rahayu