Problema Istri Bekerja

By nova.id, Kamis, 18 Maret 2010 | 17:27 WIB
Problema Istri Bekerja (nova.id)

MENGHARGAI SUAMI

Tantangan lain yang dihadapi istri bekerja ialah kala karier mereka lebih baik daripada suami. Tak jarang hal ini bisa menjadi pemicu konflik di antara suami istri, karena suami tak mau mengakui dan menghargai prestasi yang dicapai istrinya. "Sebenarnya suami tak perlu minder," ujar Chaterine seraya melanjutkan, "Karena bisa saja dalam hal lain suami memiliki kelebihan dibanding istrinya. Misal, ia lebih bijaksana dan tak gampang emosi, sementara istri sebaliknya."

Di sisi lain, istri pun jangan sampai meremehkan suami. "Istri harus tetap menghargai suami meskipun ia mempunyai jabatan yang lebih tinggi," tukas Chaterine. Penghargaan itu bisa diwujudkan dalam banyak hal. Misal, meminta pendapat suami kala istri hendak membuat keputusan-keputusan penting. "Bahkan bila perlu, istri minta suami untuk memutuskan hal-hal tertentu. Dengan begitu, suami akan merasa punya andil," lanjutnya.

Yang tak kalah penting adalah penghargaan istri di hadapan kawan atau teman sejawat. "Suami perlu dihargai di depan mereka. Seperti wanita, pria pun akan tersinggung dan marah kalau dihina dan tak dihargai," kata Chaterine

SOAL UANG

Dalam hal keuangan, Chaterine minta istri tak memojokkan suami dan menyalahkan suami karena ia mempunyai penghasilan lebih rendah. Istri juga mau melibatkan suami saat hendak menggunakan uang untuk membeli barang-barang rumah tangga, misalnya. "Jangan mentang-mentang itu uangnya, lantas keputusannya jadi sepihak," tukasnya.

Harap diingat, kata Chaterine, masalah keuangan sangat sensitif dalam perkawinan. Apalagi jika penghasilan istri lebih tinggi daripada suami. Hal ini lantaran budaya kita masih menuntut pria mempunyai penghasilan lebih tinggi daripada istrinya. Nah, ketika yang terjadi sebaliknya, tak heran bila pria enggak bisa menerimanya.

Belum lagi jika tak ada keterbukaan dan kejujuran di antara suami-istri. "Suami tentu akan bertanya-tanya, 'Kalau kamu punya uang, aku enggak boleh tahu. Tapi uangku, kamu tahu semua.' Ini, kan, enggak fair," kata Chaterine. Akibatnya, muncullah kecurigaan-kecurigaan yang akhirnya diikuti dengan pertengkaran. "Sayang, kan, kalau hanya karena uang lantas timbul konflik," tukasnya.

Karena itu, lanjut Chaterine, alangkah baiknya bila suami-istri saling mengetahui jumlah penghasilan yang diperoleh pasangannya. Lalu dibicarakan bersama untuk keperluan apa saja uang itu akan digunakan. Misal, sebagian penghasilan istri digunakan untuk mencicil tagihan-tagihan seperti tagihan rumah dan cicilan kendaraan, sementara untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan penghasilan suami.

Begitupun soal tabungan, besarnya biaya pengeluaran setiap bulan, dan hal-hal apa saja yang harus diantisipasi untuk bulan-bulan mendatang. Bahkan, penggunaan uang untuk keperluan pribadi sekalipun tetap harus diketahui kedua pihak. "Bila kita tahu bahwa uang itu adalah uang kita bersama, maka kita bisa merencanakan segala hal dengan enak. Kita pun menggunakannya jadi enak," kata Chaterine.

PERASAAN BERSALAH

Selain masalah-masalah di atas, yang juga kerap dialami para istri bekerja ialah perasaan bersalah terhadap anak. Perasaan ini terutama menghinggapi para ibu bekerja yang memiliki anak balita.