Dukungan Suami Menenteramkan Calon Ibu

By nova.id, Rabu, 17 Maret 2010 | 18:05 WIB
Dukungan Suami Menenteramkan Calon Ibu (nova.id)

Yang jelas, lanjut Nanang, dengan selalu mendampingi istri setiap kali berkunjung ke dokter, maka beban istri juga akan dapat dibagi dengan suami. "Mungkin saja sang istri juga memikirkan hal lain, seperti kehidupan sehari-hari. Nah, jika suami tak acuh, maka beban istri akan bertambah," tuturnya.

MENDORONG AGAR MAU KE DOKTER

Menurut Nanang, banyak sekali yang dapat dilakukan suami untuk mendukung istrinya selama hamil. Pada trimester pertama, misalnya. Meski tak ada pembatasan khusus bagi wanita hamil sepanjang kehamilannya berjalan normal, tapi ia tetap membutuhkan bantuan suaminya.

Antara lain karena wanita hamil harus menghindari aktivitas yang berat-berat. "Tak ada salahnya suami mengambil alih kegiatan istri yang berat-berat seperti mencuci dan sebagainya. Toh, semua itu demi si calon ibu dan juga bayi yang tengah dikandungnya," kata Nanang.

Yang juga perlu diperhatikan suami, lanjut Nanang, wanita hamil harus cukup istirahat, gizinya terpenuhi dan kebersihannya harus selalu dijaga. Tapi ketiga hal ini adakalanya tak dilakukan oleh si wanita hamil. Pasalnya, tutur Nanang, "Wanita hamil biasanya akan menjadi malas pada triwulan pertama ini. Nah, di sini peran suami untuk selalu mendorong istrinya."

Pada tiga bulan pertama ini, biasanya juga akan muncul banyak keluhan dari calon ibu. Yang dominan biasanya keluhan merasa mual dan kepingin muntah. Otomatis, pola makan sang ibu bisa berubah. Bahkan, ia bisa menjadi tak doyan makan sehari-hari. "Kalau suami tak memperhatikan, bisa-bisa istrinya nanti kekurangan gizi. Akibatnya, pertumbuhan janin pun akan terganggu," ujar Nanang.

Penting diketahui oleh para calon ayah, bahwa tiga bulan pertama kehamilan merupakan masa organu genesis atau pertumbuhan organ janin. Dengan demikian, asupan gizi si calon ibu harus betul-betul diperhatikan. "Suami sebaiknya memberi dorongan. Apalagi jika istrinya sampai enggak mau makan hingga berhari-hari. Ajak ia ke dokter. Kalau perlu, istri dirawat di rumah sakit," kata dokter yang hampir 10 tahun bertugas di daerah seperti Jambi dan Bengkulu ini.

Agar diketahui pula, lanjut Nanang, kehamilan pada trimester pertama juga akan berpengaruh pada emosi sang calon ibu. Kendati stres yang dialaminya tak berpengaruh secara langsung pada janin di kandungannya, namun tetap suami harus memberinya perhatian. "Karena bisa saja, akibat stres, si calon ibu lantas makannya jadi tak teratur," ujarnya.

FISIK ISTRI BERUBAH

Pada trimester kedua, lain lagi persoalan yang dihadapi istri Anda. Umumnya keluhan mual dan muntah akan berkurang, kecuali pada kasus-kasus tertentu. Sebagai gantinya, akan muncul keluhan lain. Misalnya soal perubahan fisik, yang memang tak bisa dihindari oleh wanita hamil manapun.

Jika pada trimester pertama perubahan ini belum begitu terasa, maka di trimester kedua ini cukup terasakan. Perutnya yang mulai membesar membuat si calon ibu mengalami sedikit keterbatasan bergerak. Ia pun harus mengenakan pakaian yang longgar demi kenyamanannya, disamping penampilan tentunya.

"Adakalanya wanita hamil merasa terbebani dengan perubahan-perubahan fisiknya. Tugas suamilah untuk mendorong istrinya agar ia terbantu dalam menyesuaikan dengan perubahan-perubahan itu," kata Nanang.