Selanjutnya, Anda dapat menyerahkan barang-barang tersebut kepada pemulung; entah dengan mendatangi tempat-tempat pemulung atau memberikannya kepada pemulung yang lewat di depan rumah. Ajaklah si kecil saat Anda memberikan barang-barang tersebut kepada pemulung. Beri tahu bahwa barang-barang tersebut akan dijual oleh si pemulung ke pabrik-pabrik untuk dibuat menjadi baru kembali.
* Minta anak untuk menggunakan kembali barang-barang bekas yang habis dipakainya. Misalnya, kantung-kantung plastik bekas bungkus belanja bisa digunakan sebagai kantung sampah, wadah bekas makanan digunakan sebagai wadah menyimpan krayon, halaman belakang katalog atau kertas promosi dapat digunakan untuk mencoret-coret. Bisa juga gambar katalog yang berwarna tersebut digunting untuk kolase. Kotak bekas sepatu sebagai tempat penyimpanan krayon atau benda-benda kecilnya, dan sebagainya.
Jangan lupa pula untuk memberi pengertian, misalnya, "Tahukah Kakak bahwa kertas-kertas ini dibuat dari pohon? Jadi, kalau Kakak boros memakai kertas, maka pohon-pohon itu lama-lama akan habis. Nah, kalau Kakak memanfaatkan halaman belakang katalog ini untuk tempat coret-coret, berarti Kakak sudah membantu menyelamatkan pohon."
* Ajari anak untuk mengurangi beban lingkungan semisal mengurangi pemakaian listrik dan air. Selalu minta ia mematikan lampu saat meninggalkan ruangan atau tak membiarkan air mengalir saat menggosok gigi maupun menyabuni tangan.
Juga, minta ia menggunakan wadah makanan yang dapat dicuci ulang daripada membungkus kue atau roti bekalnya dalam plastik sekali buang. Jelaskan padanya, "Kalau kita terus menerus membuang sampah, nanti enggak akan cukup tempat di bumi untuk menyimpan sampah itu. Bisa-bisa kamar Kakak pun nanti penuh dengan sampah sehingga tak ada lagi tempat bagi Kakak untuk main atau tidur."
* Ajak anak berbelanja produk yang bertanggung jawab pada lingkungan, seperti kertas gambar daur ulang, produk yang dapat diisi kembali. Terangkan padanya manfaat dari pilihan produk tersebut.
* Ajak ia membuat kompos keluarga dari sampah dapur dan sampah kebun. Tempatkan sebuah wadah untuk menumpuk kompos.
HADIAH DAN HUKUMAN
Dalam hal menanamkan kebiasaan dan tanggung jawab pada kebersihan lingkungan, menurut psikolog Margaretha, kita bisa menerapkan punishment (hukuman) dan rewards(hadiah). Tujuannya, agar anak tahu bila ia tak membuang sampah di tempatnya akan mengundang risiko. Misalnya, orang bisa terpeleset atau jadi banjir.
Bentuk punishment yang diberikan bisa berupa menunda kesenangan anak. Jika ia hobi main mobil-mobilan, misalnya; nah, ia tak boleh main dulu bila belum membuang bungkus permennya di tempat sampah. "Sering, kan, anak ngotot, 'Pokoknya nggak mau!' Kalau sudah begitu, kita harus turun tangan, 'Ayo, kita buang sampahnya sama-sama.' Gandeng si anak dan buanglah bersama kita. Hal ini untuk menunjukkan kekonsistenan kita juga sebagai orang tua."
Sebaliknya, bila anak membuah sampah di tempatnya, berilah rewards atau pujian.
Indah Mulatsih