"Para Tamu Hotel Berlarian Keluar Hanya Terbungkus Handuk..."

By nova.id, Sabtu, 15 November 2014 | 14:18 WIB
Para Tamu Hotel Berlarian Keluar Hanya Terbungkus Handuk (nova.id)

TabloidNova.com - Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di 132 kilometer barat laut Halmahera Barat, Maluku Utara, Sabtu (15/11/2014) pagi tadi terasa di seluruh wilayah Sulawesi Utara. Sejumlah bangunan mengalami kerusakan, sehingga membuat warga panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Kerusakan antara lain terjadi pada RS Siloam Manado, Hypermart Manado, dan Hotel Lion di Boulevard, Manado. Leo dan Agnes, pasangan suami istri asal BSD, Tangerang, yang sedang menginap di Hotel Lion, turut merasakan kepanikan yang terjadi.

"Kami baru saja liburan untuk mengunjungi orangtua saya yang asli Manado, dan tadi itu mau kembali ke Jakarta," papar Agnes pada TabloidNova.com.

Agnes menuturkan, sekitar pukul 10.00 itu sang suami sedang mengurus check out. Setengah jam kemudian ia kembali ke kamar untuk menjemput istrinya. Agnes masih bersiap-siap untuk keluar kamar, tinggal memakai celana panjangnya. Tiba-tiba gempa itu terjadi. Guncangan begitu kerasnya terasa, sampai tubuh Agnes oleng ke sana-kemari.

Para Tamu Hotel Berlarian Keluar Hanya Terbungkus Handuk (nova.id)
Para Tamu Hotel Berlarian Keluar Hanya Terbungkus Handuk (nova.id)

"Goyangan gempa di Maluku Utara, Sabtu (15/11/2014) juga mengakibatkan barang-barang di sebuah supermarket di Manado berjatuhan. (FOTO: KOMPAS TV/SAFFRI SITEPU) "

Belum sempat ia mengambil celana panjang tersebut, Leo sudah menarik tangannya supaya segera keluar dari kamar. Demi menyelamatkan diri, Leo tidak menghiraukan bahwa sang istri belum memakai busana lengkap. Di luar kamar, suasananya ternyata sangat mencekam.

Terdengar jeritan-jeritan tamu hotel yang berlarian dengan panik. Banyak laki-laki maupun perempuan berlarian tanpa busana, ada yang hanya menutup tubuh dengan handuk.

"Untung akhirnya saya berhasil kembali ke kamar, dan mengenakan celana panjang. Saya sempat mengambil tas tangan saya, tapi koper yang sudah siap diturunkan ke lobi masih di dalam kamar," lanjutnya.

Ketika akhirnya keluar dari kamar menyusuri lorong-lorong hotel, terlihat dinding-dinding kamar hotel sudah retak-retak. Untuk turun ke lobi hotel dari kamar mereka di lantai 6, Agnes dan Leo terpaksa menggunakan tangga darurat karena petugas melarang tamu menggunakan lift. Situasinya semakin mengerikan karena semua anak tangga juga mengalami  keretakan.

Sampai di halaman hotel, terlihat masyarakat sudah berkerumun menyaksikan bagian kanopi hotel yang roboh. Lagi-lagi, terlihat para tamu hotel masih dalam keadaan terbungkus handuk karena tidak diizinkan masuk ke dalam hotel. Begitu pula dengan seluruh karyawan hotel. Saat itu semua pintu dan lift sudah ditutup.

Beruntung, Agnes sudah melakukan pembayaran saat check out, sehingga diizinkan menurunkan barang. Namun saat gempa sudah berhenti itulah, Agnes sempat mengalami sesak napas. Ia hanya bisa duduk di sofa di lobi hotel sambil menenangkan diri. Setelah itu keluarga yang akan mengantarnya ke bandara pun kebetulan sudah tiba. Ia lalu langsung melanjutkan perjalanannya ke Bandara Sam Ratulangi.

"Untung pula kami kemudian sudah jauh dari hotel dalam perjalanan ke bandara, karena jalanan di sepanjang pantai di mana hotel kami menginap ditutup karena ada potensi tsunami. Puji Tuhan..." ungkapnya penuh syukur.

Dini Felicitas