Sebaliknya, bila orang tua memberi pujian, anak pun akan senang karena terpancar dari raut muka ibunya yang juga senang. Karena itulah, anjurnya, kala anak menunjukkan perilaku baik, orang tua agar memberikan reward.
Misalnya, anak menggambar di kertas atau pada tempatnya, katakanlah, "Nah, begitu, kan, bagus. Bunda senang melihat Ade menggambar di kertas."
BAKAT MELUKIS
Jika si anak lebih senang dan sering corat-coret ketimbang melakukan permainan lain, menurut Utami, hal ini menunjukkan minatnya dan ada kemungkinan bisa berkembang menjadi bakat menggambar atau melukis. "Apalagi bila orang tuanya ikut memberikan perhatian, mendorong dan memberinya contoh."
Misal, anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan ibu/ayahnya senang melukis. "Nah, dengan seringnya si anak melihat ibu atau ayahnya sehari-hari melukis, maka ia akan lebih mudah meniru kegiatan tersebut dibanding anak yang tak pernah melihat hal itu di rumahnya."
(Baca juga - Gambar Sendiri Bonekamu)
Tapi untuk memastikan apakah si anak berbakat melukis atau tidak, lanjut Utami, tak bisa dilihat di usia ini. "Karena pada umumnya di usia ini anak belum bisa menggambar."
Bakat tersebut baru bisa dilihat sekitar usia 4-5 tahun ke atas. Tapi itupun kalau si anak selalu diberi peluang untuk menggambar.
"Kalau tidak, meskipun sebenarnya ia ada bakat, maka bakatnya itu tak akan kelihatan. Karena ia kurang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat melukisnya.
Bagaimana dengan bakat turunan? "Mungkin memang ada," sahut Utami. Namun dalam mengembangkannya, pada prinsipnya sama saja. Artinya, sekalipun ada bakat turunan namun jika si anak tak diberikan kesempatan, tetap saja sulit untuk bakatnya berkembang.
(Baca juga - Orangtua, Ini Cara Mengenali Minat dan Bakat Anak yang Tepat)
Bila orang tua ingin mengarahkan anaknya untuk bisa melukis atau menggambar, kata Utami, boleh-boleh saja.