Meningkatkan Kemampuan Otak

By nova.id, Selasa, 1 Juni 2010 | 17:48 WIB
Meningkatkan Kemampuan Otak (nova.id)

Ukuran lingkar kepala harus dipantau, karena hal ini memiliki korelasi kuat dengan perkembangan dan pertumbuhan otak. "Ukurannya tak boleh kekecilan juga tak boleh kebesaran. Jika terlalu kecil, artinya tak berkembang. Sebaliknya, jika besar, belum tentu normal."

Untuk mengetahui perkembangan ukuran lingkar kepala janin tersebut, bisa dilakukan dengan USG. Dokter akan melihat, apakah ukuran lingkar kepala sesuai dengan ukuran perkembangan otak. Selain itu, bisa dilihat ada-tidaknya kelainan berat pada kepala atau tulang belakang.

Masa 18 minggu pertama kehamilan, tegas Hardiono, merupakan masa pembentukan otak. "Selama tiga bulan pertama kehamilan, tak boleh ada kejadian buruk pada ibu," ujar Hardiono. Misalnya, ibu sakit berat sampai harus dirawat, mengalami perdarahan pada awal kehamilan, asma berat sehingga oksigen ke janin kurang, dan sebagainya. "Bahkan, pasangan tak boleh berantem. Misalnya, konflik pada pasangan yang tidak mengharapkan kehamilan. Perasaan menyesali kehamilan, diduga bisa menimbulkan IQ rendah pada janin yang tengah dikandung. Jadi, pasangan harus rukun."

Selain itu, ibu juga tidak boleh meminum obat-obat yang bisa mengganggu pembentukan syaraf, misalnya obat penurun panas. "Jadi, jangan minum obat sembarangan. Kalau pusing, ya, pergi ke dokter. Juga jangan ada percobaan pengguguran kehamilan. Kalau upaya pengguguran gagal, akan berakibat buruk pada janin yang tengah dikandung, misalnya kecerdasan berkurang," ujar Hardiono.

GIZI BAGUS

Selain hal-hal di atas, ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan otak anak. Yang jelas, proses kelahiran harus normal. "Artinya, bayi lahir tanpa komplikasi apa-apa," ujar Hardiono.

Salah satu upaya meningkatkan kemampuan bayi tadi adalah dengan terapi musik. "Memperdengarkan musik ke perut ibu, terbukti dapat membantu meningkatkan IQ," ujar Hardiono. Stimulasi lain juga bisa diberikan, misalnya berbicara pada janin. "Pokoknya, berikan segala perasaan yang enak pada janin. Jangan berikan yang tidak nyaman," ujar Hardiono.

Lalu upaya apa yang bisa dilakukan ketika bayi telah lahir? "Beri anak gizi yang baik. Paling tidak, sampai anak berusia 5 tahun." Kadang-kadang, pada bayi yang lahir prematur, diperlukan zat gizi khusus. Misalnya, DHA, Omega 3, atau Omega 6. "DHA, Omega 3 atau Omega 6 ini sebetulnya efeknya cuma bagus bagi bayi prematur. Sebab, pengaruhnya tidak pada seluruh susunan syaraf, tetapi hanya pada syaraf tertentu, misalnya syaraf mata," ujar Hardiono seraya melanjutkan, belum ada bukti bahwa DHA, Omega 3, maupun Omega 6 dapat membantu perkembangan otak pada anak yang lebih besar. "Yang sudah terbukti hanya pada bayi prematur."

Bayi sebaiknya juga diberi stimulasi, baik stimulasi motorik maupun stimulasi sensorik. Stimulasi motorik misalnya dengan senam bayi. Sedangkan stimulasi sensorik, misalnya dengan touch therapy atau terapi sentuh, seperti pijat bayi. "Sentuhan atau pijatan dengan teknik tertentu juga bisa menstimulasi perkembangan otaknya," ujar Hardiono.

Hardiono menganjurkan agar orang tua banyak bergaul dengan bayi mulai sejak ada dalam kandungan. "Misalnya lewat sentuhan, bicara, atau musik. Pokoknya, semua yang bisa merangsang panca indera anak sebaiknya, dilakukan."

Nah, Bu, kalau cuma mengajak bicara dan mengelus, bukan hal sulit, kan?

Hasto Prianggoro/nakita