Pentingnya Membentuk Pola Tidur Anak (1)

By nova.id, Kamis, 6 Mei 2010 | 17:08 WIB
Anak tidur pulas (Freepik)

Anak batita, terang Ninik, membutuhkan waktu tidur selama 12 jam, yang dibagi antara jam tidur malam dan siang. Jika malamnya sudah tidur sebanyak 8-10 jam, maka sisanya digunakan untuk tidur siang. "Tapi sebenarnya tidur siang cukup 1-2 jam saja. Bila sudah kelamaan, sebaiknya dibangunkan. Jika ia kebanyakan tidur, saat bangun badannya akan terasa lemas sehingga aktivitasnya pun akan terhambat."

Pada anak yang sulit diajak naik ke tempat tidur saat malam, menurut Ninik, boleh jadi lantaran ia sudah kebanyakan tidur siang. "Jadi, ia benar-benar belum mengantuk." Makanya, dipaksa kayak apa pun, si kecil tetap saja enggak mau tidur. Nah, daripada orang tua harus "perang urat syaraf" setiap malam hanya untuk menyuruh si kecil tidur, lebih baik kurangi saja jam tidur siangnya bila selama ini ia memang banyak tidur siang.

Apalagi, seperti dikatakan Ninik, tidur siang sebenarnya bukan suatu keharusan alias tak wajib. "Ada, kok, anak yang sudah merasa cukup hanya dengan tidur 10 jam di waktu malam. Jadi, tergantung pada anaknya. Bila ia tetap happy, tetap aktif tanpa kelihatan capek, tak jadi rewel atau uring-uringan, kenapa harus tidur siang?"

MENGUBAH POLA

Jika si kecil bangun tidur siangnya terlalu sore, maka usahakanlah agar jadwal tidur siangnya lebih awal. Otomatis jam makan siangnya pun tentu harus diubah lebih awal. "Setidaknya jam 12 siang ia sudah tidur siang. Jadi, saat bangun hingga ke tidur malam tak terlalu dekat," tutur Ninik. Jangan sampai si anak bangun tidur siangnya jam 5 sore. Praktis ia baru mengantuk di jam 11-12 malam. Paginya ia pun akan bangun kesiangan. Nah, pola ini jika tak sama dengan pola bangun orang tua, akan merepotkan.

Lakukanlah perubahan secara bertahap. "Minimal dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu sampai ritme tubuhnya menjadi stabil," ujar lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta ini. Caranya, majukan jam tidur siangnya setengah jam di muka. Selanjutnya bila ia sudah terbiasa, majukan setengah jam lagi, hingga akhirnya ditemukan jam yang pas untuk dipolakan.

Begitupun dalam mengubah jam bangun tidurnya. Namun saat membangunkan si kecil haruslah dengan cara yang halus. Misalnya, dengan menepuk-nepuk lembut pipinya dan memeluknya sambil berkata, "Bangun, yuk, sayang. Sekarang sudah waktunya mandi, lo. Habis itu kita jalan-jalan." "Jangan malah orang tua membentaknya sehingga membuatnya kaget. Ia tentu akan marah dan tak mau bangun. Wong, lagi dalam tahapan mimpi, eh, malah dibangunkan. Ya, jelas kaget dan marah."

bersambung

Indah Mulatsih/nakita