"Aku Enggak Mau Sekolah, Ah!"

By nova.id, Minggu, 2 Mei 2010 | 17:29 WIB
Aku Enggak Mau Sekolah Ah! (nova.id)

Aku Enggak Mau Sekolah Ah! (nova.id)

"Iman Dharma/nakita "

Andika (35) sangat terkejut ketika suatu pagi ia mengantarkan putrinya, Eka (5) ke "sekolah". "Dia langsung berbalik dan lari ke mobil begitu sampai di pintu gerbang. Saya kaget dan bingung. Kayaknya dia begitu ketakutan. Padahal, waktu berangkat, sikapnya biasa-biasa saja. Saya tanya, kenapa? Dia cuma menggeleng. Saya coba bujuk, eh, dia malah nangis."

Esoknya, peristiwa serupa terulang lagi. Andika makin bingung. "Hari berikutnya dia malah benar-benar mogok. Saya coba tanya ke gurunya, ternyata beliau juga enggak tahu apa-apa. Saya benar-benar bingung." Atas saran sang guru, akhirnya Andika membawa Eka berkonsultasi ke psikolog.

Setelah beberapa kali pertemuan dengan sang psikolog barulah diketahui penyebab Eka takut "sekolah". Rupanya gadis cilik itu mendapatkan pengalaman buruk. Saat bermain bebas di luar ruangan, Eka didorong seorang temannya kala sedang merangkak dalam sebuah terowongan. Dorongan itu begitu keras hingga Eka terjerembab dan sempat tak bisa bangkit untuk beberapa saat. Sementara guru kelasnya tak tahu sama sekali. Pulang "sekolah" pada hari itu Eka biasa-biasa saja seolah tak terjadi apa-apa. Pun esoknya, ia terlihat masih semangat pergi sekolah. Baru setelah mendekati gerbang "sekolah", di benaknya langsung terbayang peristiwa kemarin. Di situlah ketakutannya muncul hingga ia lari.

Hampir 3 bulan menjalani terapi plus bantuan guru kelasnya, barulah rasa percaya diri Eka kembali tumbuh dan berani "sekolah". Hanya saja ia masih perlu waktu untuk mau bermain di terowongan lagi.

HARI PERTAMA

Kasus Eka bisa dibilang tergolong "istimewa" lantaran gadis cilik itu sampai harus dibawa ke psikolog dan menjalani terapi. Ia mengalami trauma yang membuatnya takut ke "sekolah".

Banyak anak mengalami kecemasan di "sekolah" lantaran mendapatkan pengalaman yang tak menyenangkan. Kendati tak sampai trauma seperti kasus Eka, namun kecemasan-kecemasan tersebut pada akhirnya membuat anak takut ke "sekolah".

Sejumlah anak yang di hari pertama masuk "sekolah" begitu senang, esoknya malah menangis kala disuruh "sekolah". Anak Anda mungkin mengalaminya saat tahun ajaran baru yang lalu dimulai. Bingung, enggak, Bu, waktu itu?

Biasanya kecemasan di hari pertama, seperti dituturkan Dra. Gerda K. Wanei, M.Psi. dari FKIP Unika Atma Jaya Jakarta, lantaran anak melihat banyak temannya yang menangis. "Dia bingung, kenapa, kok, semua temannya pada nangis. Dia yang semula tegar, jadi tak yakin dengan dirinya sendiri dan akhirnya ikut nangis." Esoknya si kecil jadi takut pergi ke "sekolah" karena kecemasannya muncul teringat peristiwa yang dialaminya kemarin di "sekolah".

Tak jarang pula kecemasan di hari pertama justru disebabkan "ulah" orang tua. Bila kita amati, banyak ibu yang suka mengintip ke dalam kelas. Biasanya karena si ibu tak yakin anaknya bisa ditinggal. Nah, si anak yang tadinya sudah tenang-tenang ke "sekolah", melihat ibunya seperti itu jadi berpikir, "Aduh, Mama, kok, enggak percaya, sih, sama aku." Akibatnya si anak jadi ikut tak percaya pada dirinya sendiri. Takutlah dia.

"Bisa juga karena adanya suatu hubungan perasaan antara si ibu dan anak, di mana si ibu mau melepaskan anaknya sendiri di lingkungan 'sekolah' tapi merasa berat. Dia merasa kasihan pada anaknya, masih ingin care, dan sebagainya," tutur pakar pendidikan anak ini lebih lanjut.