PEMBAGIAN TUGAS
Ada baiknya ibu juga memberi tahu pengasuh, "Ini, lo, si anak terlalu lengket sama kamu. Jadi, sekarang kamu jangan terlalu dekat. Biar dia bisa mandiri." Dengan kata lain, jangan tunjukkan kecemburuan kita karena pengasuh akan heran, mengapa ia dicemburui padahal sudah melakukan tugas dengan baik.
Sebenarnya, kata Siti Marliah, pengasuh yang bisa merespon kebutuhan anak adalah pengasuh yang baik. Karena itu yang penting dilakukan ibu, terutama sebelum menerima si pengasuh, ialah memberikan pembagian tugas. Misalnya, "Kamu jaga anak saya selama saya tak ada di rumah. Tapi begitu saya sudah ada di rumah, mengasuh anak menjadi tugas saya. Kamu mengerjakan hal-hal lainnya." Jadi, ada batasan-batasan dan aturan tugasnya.
Ibu pun boleh mengemukakan pola pengasuhan seperti apa yang diinginkan untuk si anak. Apalagi mengingat kondisi pendidikan para pengasuh yang umumnya tak terlalu tinggi. Ada baiknya ibu secara berkala "mengisi kepala" si pengasuh tentang bagaimana merawat anak. "Bagaimanapun, pengasuh adalah mediator untuk mengembangkan anak. Dialah yang harus mengajarkan berbagai hal dalam proses tumbuh kembang anak selama ibu tak dapat melakukannya karena keterbatasan waktu."
Misalnya, mengajarkan aktivitas fisik untuk anak sesuai usianya, yaitu melatih kegiatan yang melibatkan gerakan motorik kasarnya seperti berlari, melompat, atau memanjat. Juga melatih aktivitas mental atau intelektual anak dengan memperkenalkan hal-ikhwal suatu benda. Saat anak mandi, pengasuh bisa mengajarkan tentang sabun, air, dan sebagainya. "Coba pegang air ini, rasanya dingin, kan? Kalau yang di ember Adik, airnya hangat. Nanti lama-lama akan jadi dingin." Dengan begitu anak jadi tahu bagaimana rasanya dingin dan hangat. Atau, "Ayo, sesudah tubuhnya dibasuh air, harus disabuni. Coba pegang sabunnya, cium, wangi, kan? Nah, kalau mandi harus pakai sabun supaya bersih." Sehingga tertanam konsep bahwa memakai sabun itu akan menjadi bersih.
Selain itu, di usia batita anak juga sudah harus mempunyai aktivitas sosial. Nah, beri tahu si pengasuh bahwa anak harus tetap berinteraksi dengan anak-anak lain yang sebaya. Karena dengan bermain bersama teman sebaya, anak akan tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan anak-anak lainnya. "Hal ini bisa membantu anak untuk mengatasi problem egosentrisnya. Sebab, di usia itu anak, kan, cenderung egosentris."
Jadi, bila pengasuh tak mengerti bahwa mengasuh anak juga bisa sebagai proses pengajaran, maka tugas orang tualah untuk mengajarkannya pada si pengasuh. Dengan demikian, anak bisa tetap tumbuh berkembang optimal kendatipun ibunya bekerja. Janji, ya, tak boleh "cemburu buta" lagi!
Indah Mulatsih/nakita