"Bunda, Darimana Datangnya Adik Bayi?"

By nova.id, Kamis, 8 April 2010 | 18:39 WIB
Bunda Darimana Datangnya Adik Bayi (nova.id)

Yang pasti, ketika anak mulai bertanya, inilah kesempatan bagus bagi orang tua untuk memberikan pendidikan seks. Karena hal itu menunjukkan anak sudah peka dan sudah mulai berpikir. Biasanya terjadi di usia 3 tahun. Ada dua kemungkinan anak bertanya, tutur Suhargono, "Karena ia memang ingin tahu atau cuma ingin menarik perhatian orang tua."

Tapi, apa pun alasannya, kita tetap harus menghargainya. "Anak yang banyak bertanya menandakan ia anak yang cerdas. Kita jangan melarang atau menekannya untuk tak bertanya. Anak usia ini memang banyak bertanya dan sangat baik diberikan pendidikan seks," tandas Suhargono.

Tapi kalau sampai usia 5 tahun si anak cuek saja, maka orang tua perlu "memancing"nya agar si anak bertanya. Caranya? "Kenalkan anak dengan alam nyata, karena anak usia ini belum bisa berpikir abstrak," kata Suhargono. Jadi, mulailah dari lingkungan sekitar kita bahwa mahluk hidup diciptakan berpasang-pasangan dan berkembang biak.

Misalnya bercerita tentang pohon rambutan yang berbuah. Bahwa pohon itu berbuah karena ada bunga. Ketika melihat ayam kawin, katakan bahwa itu dilakukan agar ayam betinanya dapat bertelur. Pendidikan seks juga bisa diberikan dengan mengajak anak menjenguk anggota keluarga atau teman yang baru melahirkan, mengikutsertakan anak ketika ibu merawat bayi, dan sebagainya.

Adakalanya orang tua mandi bersama dengan anak. Menurut Suhargono, sebaiknya jangan dibiasakan. "Bagaimana kalau nanti si anak cerita pada teman-temannya? Kasihan, kan, teman-temannya yang mendengarkan tapi tidak mengerti." Lagipula, tambahnya, dengan mandi bersama, maka pertanyaan si anak akan lebih banyak lagi. Nah, siap nggak orang tua menjawabnya?

Lebih baik, kata staf dosen Fakultas Farmasi di Universitas Pancasila dan Fakultas Psikologi di Universitas Gunadarma ini, "Tak usahlah mandi bersama karena pada umumnya orang tua belum tentu siap akan jawaban yang harus diberikan." Kalaupun orang tua tetap ingin mengajak si kecil mandi bersama, maka harus sudah siap menerima pertanyaan-pertanyaan dan jangan menutup diri.

JANGAN BOHONG

Dalam menjawab, kita harus mengatakan hal yang sebenarnya dan jangan berbohong. Bila kita berbohong, sama dengan mengajarinya untuk berbohong. "Penghargaan terhadap orang tua akan turun setelah si anak tahu bahwa ia dibohongi, sementara selama ini orang tua mengajarinya tak boleh berbohong," terang Suhargono.

Yang juga harus diperhatikan ialah gunakan bahasa sederhana, sesuai usia anak. Jadi, jangan berikan jawaban secara detil. Misalnya anak bertanya, "Dari mana adik?", jawablah, "Adik berasal dari perut Ibu." Cukup sampai di situ. Misalnya si anak bertanya lagi, "Terus adik keluarnya dari mana?" Katakan saja, "Adik keluar dari antara pusat paha Ibu."

Tak jarang anak bertanya ketika melihat ayah dan ibu berciuman. Ini juga harus dijawab. Katakan bahwa hal itu menunjukkan ayah dan ibu saling menyayangi. Tak usah dijelaskan panjang lebar, karena anak tak akan mengerti. Anak pun bingung. Bukan tak mungkin akan mengundang si anak untuk mengajukan pertanyaan lain, yang malah bikin orang tua bingung sendiri.

Jadi, tutur Suhargono, "Penjelasannya tak usah mendalam. Sepintas saja. Paling tidak, anak pernah mendengar itu. Nanti akan timbul dalam ingatannya kalau ibunya pernah cerita mengenai kucing kawin, misalnya." Kalau si anak sudah puas, segera alihkan pembicaraan ke topik lain. Kalau dia bertanya lagi, jawab lagi, lalu alihkan lagi. "Jadi, jangan seperti satu paket yang harus diberikan seluruhnya," tukasnya.

Jika Anda tak bisa menjawab atau merasa sulit untuk menjelaskannya pada si anak, tak ada salahnya Anda berterus terang. Katakan saja, "Nak, Ayah belum bisa menjawab pertanyaanmu sekarang. Ayah akan cari dulu jawabannya dari buku." Beri tahu kapan Anda baru bisa memberikan jawaban itu dengan konsekuensi Anda harus menepatinya. Ini lebih baik daripada Anda asal menjawab. Anak pun akan menghargai kejujuran Anda.