Jangan pernah menghindar dari pertanyaan anak. Ingat, anak kecil akan selalu berusaha mencari jawab atas rasa ingin tahunya! Kalau Anda tak mau menjawab atau ia belum puas, maka ia akan bertanya kepada siapa saja sampai ia puas. Syukur bila ia bertanya pada orang lain yang tepat dan bisa memberikan jawaban yang benar pula. Tapi kalau tidak, bagaimana? Celakalah si kecil. Anda pula yang repot nantinya.
Jika anak tertawa cekikikan saat Anda menjelaskan, berarti si anak menangkapnya salah. Perlu diluruskan. Dalam menjelaskan, terang Suhargono, kita juga jangan terlalu serius dan harus diselingi humor. "Seharusnya seks itu sesuatu yang indah bukan diasosiasikan dengan sesuatu yang kotor. Hubungan pria dan wanita hanyalah sebagian kecil dari pendidikan seks."
Yang tak kalah penting ialah gunakan nama atau istilah yang benar. Misalnya penis untuk alat kelamin lelaki, bukan "burung". Atau vagina untuk alat kelamin wanita, bukan "dompet". Jangan sampai anak lelaki Anda selalu memegangi penisnya karena takut sang penis "terbang" dan tak kembali lagi. Karena dalam persepsinya, sang penis sama seperti burung yang bisa terbang.
MERABA TEMAN
Perlu diketahui, anak usia ini juga sudah melakukan onani atau masturbasi meskipun si anak tak mengerti. Ia hanya merasakan ada perasaan lain ketika alat kelaminnya dipegang-pegang. Hal ini wajar saja dan alami. Menurut para ahli, perilaku anak yang demikian di usia ini merupakan bagian dari eksplorasi anak terhadap tubuhnya.
Orang tua yang tak mengerti biasanya akan memarahi atau memukul tangan si anak. Akibatnya, si anak akan diam-diam melakukannya lagi bila orang tua tak melihat. Anak akan berpikir, "Kalau aku pegang penis, kok, dimarahi. Tapi kalau aku pegang hidung, kok, boleh?"
Jelas si anak belum mengerti. Karena itulah Suhargono minta, "Sebaiknya orang tua tidak memukul atau memarahi si anak." Katakan saja, "Itu bukan mainan. Kalau sampai terlihat orang lain, kan, malu. Makanya harus ditutupi pakai celana."
Rasa ingin tahu yang normal juga menyebabkan anak-anak usia ini ingin tahu bagaimana rupa jenis kelamin lainnya. Pernah, kan, kita menyaksikan anak usia ini meraba-raba tubuh temannya yang berlainan jenis atau membuka bajunya. Biasanya kala mereka bermain dokter-dokteran.
Daripada kita memarahinya, lebih baik katakan, "Tubuh kita bersifat pribadi. Karena itu kita tak bermain seperti itu." Lalu alihkan anak pada permainan lain. Dengan begitu kita telah memberinya suatu batas yang tepat tanpa membuat si anak merasa bahwa ia telah berbuat "buruk" atau "jahat".
Bila keingintahuan yang normal ini tak dipenuhi atau si anak malah dimarahi dengan keras, akan mengembangkan perasaan-perasaan negatif. Ia bisa merasa bersalah, jijik, cemas, dan kurang nyaman terhadap seks. Yang lebih parah, ya, itu tadi, penyimpangan seksual. Nah, Anda tentu tak ingin si kecil kelak menjadi seperti itu, bukan?
Julie Erikania/Dedeh Kurniasih/nakita
Pengetahuan Seks Yang Harus Dimiliki Anak Prasekolah
Dalam buku Parents Talk Love karangan Susan K. Sullivan & Matthew A. Kawiak, ditulis, pengetahuan seksual yang diperlukan anak usia 2-5 tahun ialah: * Pemahaman akan identitas kelamin, meyakinkan bahwa "Saya lelaki" atau "Saya perempuan". * Mengetahui bahwa semua anak lelaki dan pria dewasa memiliki penis yang tak bisa "copot" atau "hilang" karena kenakalan atau perbuatan "buruk" lain yang dilakukan anak. * Mengetahui bahwa anak lelaki dan perempuan itu berbeda. Anak perempuan punya vulva dan vagina, bukan penis dan testikel. Perbedaan ini bukan berarti anak perempuan kekurangan organ seks dibanding anak lelaki. * Mengerti bahwa pintu kamar yang tertutup harus dihormati, baik oleh anak maupun orang tua. * Mengamati cinta kasih antara ayah dan ibu, dan fungsi masing-masing di rumah. * Mengamati perilaku baik dari anggota keluarga yang lain dan menghormatinya. * Mengerti bahwa bayi lahir karena ada cinta kasih pada ayah dan ibu. * Mempelajari fungsi seluruh organ tubuh (ini berarti anak sudah harus tahu nama-nama organ tubuhnya) dan mengerti bahwa semua fungsi itu adalah normal. * Mendapatkan pengetahuan dasar tentang kehamilan dan menyusui.