Benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, serta sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain. Propionat merupakan bahan pengawet untuk roti dan keju olahan. Sorbat biasanya digunakan untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah, dan keju.
Sulfit merupakan bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, dan pekatan sari nenas. Sedangkan nitrit dapat digunakan sebagai pengawet daging olahan seperti sosis, korned dalam kaleng, atau keju.
Benzoat secara khusus digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang (fungi). Tubuh manusia memiliki sistem detoksifikasi (penghilangan) benzoat yang sangat efektif. Benzoat akan terbuang hingga 95 persen lewat urine. "Jika masih ada yang tertinggal, benzoat akan bergabung dengan asam gluluronat yang termetabolisme lewat urine," jelas Deddy.
Baik benzoat maupun sorbat sebenarnya terdapat secara alami pada buah-buahan dan rempah. Cengkeh, kayu manis dan buah berry mengandung benzoat, sedangkan sorbat bisa ditemukan secara alami pada buah berry.
Agar aman dikonsumsi, penggunaan pengawet haruslah mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya jenis bahan pengawet yang digunakan, kondisi penggunaannya, tujuan penggunaan, jumlah dan ketepatan spesifikasinya, serta siapa dan bagaimana konsumennya. "Yang jelas, bahan pangan tanpa pengawet belum tentu lebih aman daripada yang ditambahkan bahan pengawet," tandas Deddy.
DIAWASI KETAT Senada dengan Deddy Muchtadi, menurut Prof. Dr. Dedi Fardiaz, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, tidak semua bahan pengawet yang ada dalam bahan pangan itu berbahaya.