Makan sendiri? Mana mungkin? Bisa-bisa meja makan berantakan dan taplak kotor semua. Tapi itu memang salah satu risikonya. Karena, kalau tak sedini mungkin diajari, si kecil tak akan pernah bisa makan sendiri.
Pada setiap jam makan Doni (3), Lucy selalu pusing. Bukannya duduk diam di meja makan memakan makanannya, Doni memilih kebut-kebutan keliling rumah dengan sepeda mininya. Alhasil, tiap jam makan, Lucy pun harus berteriak-teriak memberi aba-aba Doni, agar "Pak Sopir kecil" ini mengangakan mulutnya setiap kali mampir ke tempat duduknya. Tapi sampai kapan hal ini terus berlangsung?
Mengajarkan anak makan memang gampang-gampang susah. Diperlukan kesabaran ekstra untuk menghadapinya. "Tak bisa kita mengharapkan ia makan cepat-cepat. Pun tak bisa kita tinggal mereka makan sendirian. Bisa-bisa, meja makan kita penuh dengan tumpahan makanan mereka. Atau bahkan ia hanya main-main dengan makanannya. Yang paling baik adalah mendampingi mereka saat makan," tutur Dra. Surastuti Nurdadi, MSi dari Fak. Psikologi UI.
Menurut Surastuti, mengajarkan makan sebaiknya sejak sedini mungkin. "Bahkan kalau bisa sejak ia bisa memegang sesuatu, saat usia 8 hingga 10 bulan. Ajarkan ia memegang makanan kering yang bisa digenggamnya. Misalnya, biskuit." Anak yang sudah bisa memegang sesuatu, lanjutnya, biasanya juga mulai meniru orang dewasa. Bahkan hampir semua yang dipegang dimasukkan ke dalam mulutnya. "Nah, saat itulah ia kita latih untuk mulai makan sendiri."
Mungkin untuk belajar makan sendiri pada usia 8-10 bulan belum memungkinkan. "Tapi pada usia itu kita justru melatih disiplin anak bahwa kalau makan, ya, di meja makan." Misalnya, saat menyuapi si kecil bubur, suapilah sambil duduk di meja makan. "Yang penting, ia tahu, makan harus di meja makan. Jangan sambil jalan-jalan. Kalau kita latih ia sejak dini, lama-lama hal itu akan tertanam di benaknya." Kebiasaan ini tetap harus dipegang saat ia diajak berkunjung ke rumah nenek atau saudaranya. "Sehingga ia akhirnya sadar, begitu didudukkan di kursi makan, berarti waktunya ia makan. Kalau ia belum bisa duduk, pangku, tapi tetap di meja makan."
Kalaupun ia rewel, menolak makan di meja makan, jangan cepat-cepat menyerah lalu menyuapinya sambil berjalan-jalan. "Anak jadi tidak bisa menghargai waktunya makan. Lagi pula, sampai kapan ia akan begitu terus. Itulah perlunya melatih si kecil sejak dini."
MOGOK MAKAN
Tahap berikutnya adalah mengajarkannya makan sendiri setelah si kecil telah bisa memegang peralatan makan dengan benar. Terutama pada saat ia berusia 1-3 tahun. "Tentunya dengan sendok dan garpu untuk ukuran mereka. Dan sebaiknya peralatan makan ini bergambar lucu yang menarik perhatian mereka." Di saat ini, ibu sudah bisa melatih anak cara menyuapkan makanan ke mulut. "Selain melatih si kecil belajar makan, sekaligus kita juga melatih motorik tangan mereka. Karena kalau tidak dilatih sejak kecil, bisa jadi ia memegang sendok dan garpu itu dengan cara yang aneh, misalnya seperti orang yang mencangkul."
Surastuti juga mengakui, untuk meminta si kecil duduk diam dengan manis di meja makan memang bukan pekerjaan mudah. Bisa saja terjadi, baru duduk 5 menit, ia sudah turun dan main kembali. "Itulah mengapa pada saat makan sebaiknya konsentrasikan ia pada makanan. Jangan biarkan hal-hal di luar dirinya mengganggu konsentrasinya." Contohnya, jika ada anggota keluarga lain yang menonton teve, lebih baik segera dimatikan karena bisa jadi si kecil pun ingin ikutan menonton teve. "Bahkan hal ini bisa dijadikannya sebagai alasan untuk menolak makan. Kalaupun mau, makannya sambil menonton teve. Ini, kan, sama saja dengan merusak disiplin yang sudah kita ajarkan."
Selain itu, mainan mereka pun lebih baik dijauhkan karena dapat mengganggu konsentrasi anak. "Jika ia memaksa membawa mainannya ke meja makan, tekankan padanya, ia boleh membawanya tapi tidak untuk dimainkan."
Di sisi lain, sebagai orangtua, Anda juga harus maklum dan sabar jika meja makan menjadi berantakan dan taplak menjadi kotor karena ulah si kecil. "Namanya juga masih belajar. Wajar saja jika makanan itu loncat sana-sini. Karena itu, dampingilah ia selagi makan," pesan Surastuti. Jika ia mengotori taplak dan Anda marah, "Ini akan menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan pada si anak perihal makan. Kalau trauma makan itu membekas, ia pasti akan mogok makan."
Nah, kalau sudah begitu, apa yang harus kita lakukan? "Ubah sikap! Jadikan suasana makan menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Tak perlu marah-marah atau tergesa-gesa menuntut anak makan cepat. Bersikaplah santai dan tenang saat mendampinginya." Ibu pun tak usah buru-buru membantu anak bila si kecil belum juga berhasil memasukkan makanan ke dalam mulutnya gara-gara selalu tumpah. "Kalau ia sudah capek atau bosan, baru kita bantu. Ini penting untuk melatih kemandiriannya."