Hemat Anggaran Kesehatan!

By nova.id, Rabu, 25 Maret 2009 | 04:14 WIB
Hemat Anggaran Kesehatan! (nova.id)

1. SALAH PILIH DOKTER Memang tak semua masyarakat cukup teredukasi soal spesialisasi yang dimiliki dokter. Hal inilah yang terkadang menyebabkan banyak orang salah memilih dokter. Sehingga, ketika sudah berkonsultasi ke dokter spesialis tertentu, ternyata masih harus berkonsultasi ke dokter spesialis yang lain.

2. TAK MINTA RESEP GENERIK Saat menerima layanan kesehatan, pasien selalu berharap mendapatkan obat-obatan terbaik, yang identik dengan obat paten dan harga lebih mahal. Padahal, meminta obat generik juga bisa dilakukan agar biaya pengobatan bisa lebih memadai. Karena, obat generik pun memiliki efektivitas yang cukup untuk mengobati penyakit yang diderita.

3. TAK SURVEI LAYANAN KESEHATAN Setiap pelayanan kesehatan yang diberikan, tentu memiliki harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya. Dan di masing-masing tempat, harganya berbeda-beda. Jika tak disurvei terlebuh dulu, bisa saja Anda akan mendapatkan layanan kesehatan yang kurang sesuai dengan kemampuan ekonomi yang dimiliki.

4. ASAL PAKAI OBAT & SUPLEMEN Membeli obat bebas, antibiotik, suplemen, atau vitamin mungkin sudah umum dilakukan. Namun, bisa saja penggunaan obat-obatan tadi tidak tepat. Misalnya, asumsi penggunaan antibiotik dosis tinggi dan harga mahal agar penyakit lebih cepat sembuh. Padahal, belum tentu hasil terbaik yang didapat, dan yang jelas sudah pasti menyebabkan pemborosan.

5. PENGOBATAN ALTERNATIF UNCONVENTIONAL Pengobatan alternatif yang unconventional (di luar peraturan) atau tak terbukti manfaatnya secara ilmiah, hanya akan menimbulkan 'lost cost' dalam anggaran pengobatan. Artinya, setelah mengeluarkan biaya untuk terapi alternatif, belum tentu didapatkan hasil yang diinginkan, sehingga akan sia-sia belaka.

6. LUAR NEGERI MINDED Di kalangan masyarakat tertentu di Indonesia, masih banyak orang yang beranggapan, layanan kesehatan di luar negeri lebih baik daripada di dalam negeri. Dan sebagian besar bukan karena keterbatasan sarana medis, tetapi lebih ke masalah gengsi dan komunikasi dokter-pasien. Padahal, untuk mendapatkan layanan kesehatan di luar negeri mereka perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk bepergian, berikut living cost selama berada di sana.