Dianggap Rewel, Balita Disiksa & Dibuang Ayah Tiri

By nova.id, Selasa, 21 Januari 2014 | 05:32 WIB
Dianggap Rewel Balita Disiksa Dibuang Ayah Tiri (nova.id)

Sekembalinya dari pasar, Jumat (3/1) sore Siti tak dapat menemukan WR. NK bilang, WR dibawa ayah kandungnya ke Tasikmalaya. "Saya agak-agak tidak percaya sebenarnya, soalnya sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan ayah kandung WR yang bekerja sebagai pemulung. Saya juga enggak tahu rumah ayah kandung WR di Tasikmalaya. Meski curiga, tapi karena takut NK marah, saya eggak bertanya lagi," katanya.

Entah mengapa, saat itu Siti memilih untuk percaya ucapan NK dan menunggu saja, bukan mencari tahu keberadaan WR yang sebenarnya. "Sabtu (4/1) pagi saya melihat foto WR di sebuah koran, langsung saya ke Polsek Cibadak. Saya sempat dicurigai polisi ikut menganiaya WR dan dimintai keterangan. Sebagai orangtua kadang saya memang kesal sama anak, tapi saya tidak pernah melukai."

"Beberapa tetangga juga dipanggil polisi sebagai saksi. Ternyata ada tetangga yang pernah melihat NK memukul WR tapi enggak memberitahukan kepada saya. Bahkan pada Jumat (3/1) itu seorang tetangga mengaku melihat WR dibawa NK ke luar rumah," ungkap Siti kesal.

Padahal, sejak masih berpacaran NK sudah mengetahui bahwa Siti sudah memiliki lima anak dari pernikahan sebelumnya. "Dari pernikahan pertama saya memiliki 4 anak, kemudian satu anak pada pernikahan kedua. Semua anak-anak tinggal bersama saya, yang paling tua sudah menikah dan memiliki satu anak."

Dianggap Rewel Balita Disiksa Dibuang Ayah Tiri (nova.id)

"NK beserta barang bukti dab baju bernoda darah milik anak tirinya WR. (foto: Daniel / NOVA) "

Kapok Menikah

"Saya kenal NK akibat telepon salah sambung. Lantaran sama-sama sudah tua, dua minggu kemudian kami menikah. Saya melihat NK sebagai laki-laki yang bertanggung jawab dan baik. Walau kesusahan, dia masih suka membantu temannya. NK juga pernah menikah dua kali sebelumnya. Dari pernikahan pertama enggak ada anak, pernikahan kedua dapat satu anak," jelas Siti.

Siti merasa tertipu dan sakit hati menemukan kejadian ini. "Sampai sekarang saya enggak bisa kerja dan makan, paling minum kopi saja. Alhamdulillah, WR sudah ditemukan dan mendapat perawatan. Kebetulan suami pertama saya kemarin datang ke rumah dan membawa anak-anak saya yang lain. Sedih juga harus berpisah sama anak-anak, tetapi saya jadi bisa fokus memperhatikan WR."

Orangtua mana yang tak geram melihat buah hatinya menjadi sasaran kekejaman orang lain. "Semoga NK menyadari semua kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Saya sudah menyerahkan semuanya kepada hukum yang berlaku dan berharap NK dapat hukuman maksimal."

Ke depannya, Siti berencana untuk mengakhiri pernikahannya dengan NK dan memilih untuk membesarkan WR seorang diri. "Saya kapok nikah lagi, sudahlah mungkin memang ini takdir saya untuk membesarkan WR seorang diri. Tapi saya juga enggak tahu ke depannya akan seperti apa. Apakah saya mungkin kembali kepada NK atau menikah dengan pria lain. Siapa tahu setelah kejadian ini NK insyaf," akunya.

Sebagai orangtua, Siti merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada WR. "Saya salah memilih suami, saya kira dia baik ternyata jahat dan kejam. Saya tidak akan meninggalkan WR lagi agar kejadian ini tidak terulang."

Pantau Terus Perkembangan Korban

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi berjanji untuk terus mengawal WR seusai musibah ini. "Seperti berbagai kasus seputar anak dan perempuan yang selama ini kami tangani. Kami akan terus memantau dan mengawal kasus ini," tukas Yohana. SE, salah satu pengurus P2TP2A.