Dianggap Rewel, Balita Disiksa & Dibuang Ayah Tiri

By nova.id, Selasa, 21 Januari 2014 | 05:32 WIB
Dianggap Rewel Balita Disiksa Dibuang Ayah Tiri (nova.id)

Dianggap Rewel Balita Disiksa Dibuang Ayah Tiri (nova.id)
Dianggap Rewel Balita Disiksa Dibuang Ayah Tiri (nova.id)

"NK beserta barang bukti dab baju bernoda darah milik anak tirinya WR. (foto: Daniel / NOVA) "

Kapok Menikah

"Saya kenal NK akibat telepon salah sambung. Lantaran sama-sama sudah tua, dua minggu kemudian kami menikah. Saya melihat NK sebagai laki-laki yang bertanggung jawab dan baik. Walau kesusahan, dia masih suka membantu temannya. NK juga pernah menikah dua kali sebelumnya. Dari pernikahan pertama enggak ada anak, pernikahan kedua dapat satu anak," jelas Siti.

Siti merasa tertipu dan sakit hati menemukan kejadian ini. "Sampai sekarang saya enggak bisa kerja dan makan, paling minum kopi saja. Alhamdulillah, WR sudah ditemukan dan mendapat perawatan. Kebetulan suami pertama saya kemarin datang ke rumah dan membawa anak-anak saya yang lain. Sedih juga harus berpisah sama anak-anak, tetapi saya jadi bisa fokus memperhatikan WR."

Orangtua mana yang tak geram melihat buah hatinya menjadi sasaran kekejaman orang lain. "Semoga NK menyadari semua kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Saya sudah menyerahkan semuanya kepada hukum yang berlaku dan berharap NK dapat hukuman maksimal."

Ke depannya, Siti berencana untuk mengakhiri pernikahannya dengan NK dan memilih untuk membesarkan WR seorang diri. "Saya kapok nikah lagi, sudahlah mungkin memang ini takdir saya untuk membesarkan WR seorang diri. Tapi saya juga enggak tahu ke depannya akan seperti apa. Apakah saya mungkin kembali kepada NK atau menikah dengan pria lain. Siapa tahu setelah kejadian ini NK insyaf," akunya.

Sebagai orangtua, Siti merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada WR. "Saya salah memilih suami, saya kira dia baik ternyata jahat dan kejam. Saya tidak akan meninggalkan WR lagi agar kejadian ini tidak terulang."

Pantau Terus Perkembangan Korban

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi berjanji untuk terus mengawal WR seusai musibah ini. "Seperti berbagai kasus seputar anak dan perempuan yang selama ini kami tangani. Kami akan terus memantau dan mengawal kasus ini," tukas Yohana. SE, salah satu pengurus P2TP2A.

Bentuk pelayanan yang diberikan P2TP2A adalah membantu pengobatan WR. "Dari dokter anak sebenarnya sudah diperbolehkan pulang, tapi dari dokter jiwa belum memperbolehkan pulang. Mungkin masih akan ada terapi atau pemeriksaan lanjutan. Soalnya WR masih trauma dengan kejadian ini, terutama jika melihat pria berambut gondrong atau memakai topi yang seperti ayah tirinya."

Untuk biaya pengobatan, "Semua biaya kami tanggung. Karena WR datang dari keluarga yang tidak mampu, mungkin kami juga dapat memberi bantuan biaya hidup. Sejak hari pertama, P2TP2A sudah mendampingi WR sebagai korban. Saya juga akan bicara dengan ibunya, supaya ke depannya dapat mencegah kejadian seperti ini terulang."

Jika ditemui bahwa Siti tidak dapat merawat WR, "Kejadian ini bukan sekali atau dua kali dilakukan NK. Kami juga akan mencari tahu, apakah sang Ibu tahu tapi membiarkan, apakah layak atau tidak merawat WR ke depannya. Jika hasilnya tidak layak, kemungkinan WR akan kami amankan. Kami harus yakin, ibunya mampu merawat WR dengan penuh kasih sayang."

Dibuang Agar Diambil Orang

Ditemui di kantor Polsek Cibadak, NK (54) terus menundukkan wajahnya. Pria berkulit putih ini lebih banyak diam ketika ditanya alasannya telah menganiaya WR. "Pertama melakukan kekerasan kepada WR, Rabu (1/1), kemudian Kamis (3/1), dan terakhir Jumat (3/1)," ucapnya.

NK mengaku melakukan tindak kekerasan itu akibat tidak tahan mendengar rengekan WR meminta uang untuk jajan. Dari rumah NK, penyidik Polsek Cibadak sudah mengamankan beberapa benda yang digunakan NK untuk menyakiti WR. Di antaranya terdapat sendok makan dari besi, korek api gas, dan potongan bambu.

Selain menggunakan sendok dan bambu untuk memukul WR, NK juga menggunakan korek gas yang dipanaskan untuk menyakiti WR. "Oleh karena enggak tahan dengar suara tangisnya, Jumat (3/1) saya bawa WR dan meninggalkannya di pinggir jalan. Maksudnya supaya ada orang yang nemuin WR lalu membawanya pergi," beber NK yang demi mengelabui Siti, mengatakan bahwa WR dibawa oleh ayah kandungnya ke Tasikmalaya.

AKP Hotmen Situmorang, SH, Kanitreskrim Polsek Cibadak, mengatakan, NK terancam terjerat perkara penelantaran dengan kekerasan terhadap anak di bawah umur, Pasal 77 huruf b Jo pasal 80 ayat (1), (2), dan (4) UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

 EDWIN YUSMAN F.