Modal Katalog, Upik Meraih Sukses

By nova.id, Selasa, 29 Oktober 2013 | 23:50 WIB
Modal Katalog Upik Meraih Sukses (nova.id)

Modal Katalog Upik Meraih Sukses (nova.id)

"Foto: Laili "

Menjadi seorang manajer, dulu hanya sebuah impian. Tapi kini Upik Herawati (39) sudah mewujudkan. Bukan hanya jabatan, sederet harta berharga pun diperolehnya. dari sepeda motor,  mobil,  hingga sebuah rumah cantik untuk keluarganya.

Ya. Upik kini boleh berbangga menjadi manajer di sebuah usaha direct selling produk alat-alat rumah tangga, Tupperware dari cabang distributor Pasar Minggu. Padahal jika menengok ke belakang, Upik tak pernah membayangkan dirinya menjadi wirausahawati seperti sekarang.

Dari Pengguna Hingga Penjual

Jika ditanya bagaimana usaha Upik bermula, sebenarnya kesuksesan dirinya tak sekonyong-konyong diraih. Upik mengawali semua dari pemakai produk yang kini dijualnya.

"Sudah lama sekali pakai Tupperware, waktu itu saya memang menyukainya karena praktis dipakai," ungkap Upik kepada tabloidnova.com.

Lama kelamaan, Upik tergiur untuk bisa mendapatkan produk Tupperware dengan harga diskon. Mulailah Upik mencari informasi dengan menghubungi nomor yang ada di katalog produk.

"Waktu itu saya punya katalog milik distributor yang di Pasar Minggu," ujar Upik.

Saat berbicara dengan seorang manajer penjualan, Anita, di sanalah Upik mulai tertarik bergabung menjadi konsultan produk perangkat rumah tangga tersebut.Mimpi Lulusan SLTA Yang Pemalu

Satu hal yang menjadi kendala dirasakan Upik ketika bergabung menjadi reseller Tupperware sekitar 4 tahun lalu, dirinya merasa minder karena hanya lulusan SLTA dan pemalu.

"Saya ini pada dasarnya pemalu. Kalau ketemu orang juga pemalu. Tapi justru dari situ saya banyak belajar," ungkap Upik.

Selain pemalu, Upik yang mengaku hanya mantan karyawan administrasi perusahaan kimia, tak cukup percaya diri dengan latar belakang pendidikan yang hanya tamatan SLTA.

"Saya tidak berpikir ingin memiliki jenjang karir. Hanya ingin aktivitas penuh. Dan saya lihat, kok, disana banyak orang baik tua maupun muda. Ya, saya cari tahu kenapa Tupperware punya daya tarik yang besar," ujarnya.

Beruntung, pilihannya menjadi wiraswastawati didukung suami,   Agus Waluyo (46) yang sehari-hari berprofesi sebagai Guru.

Akhirnya, Upik nekad ikut training yang diadakan distributor Tupperware Pasar Minggu.Jualan di Angkot Sampai DemoSaat awal menjalani training sebagai konsultan, Upik sempat grogi ketika disuruh menjelaskan  produknya."Sempat mikir, 'kok disuruh maju?'. Katanya harus bisa jelaskan," ungkapnya.

Ternyata apa yang dijalaninya itu membuatnya lebih optimal dan berani untuk mimpi besar. Mimpinya termasuk membelikan beberapa sepeda motor, mobil hingga rumah terwujud sudah. Bahkan kini Upik yang membawahi 30 konsultan di timnya ikut membagi mimpi bersama wanita-wanita lain. "Ya. Kalau saya bisa pasti orang lain bisa," ungkapnya merendah.

Disinggung soal kiatnya membangun karir, Upik mengaku tak sulit mewujudkan mimpi. Semua dijalaninya dengan usaha tanpa kenal lelah.  "Dulu saya mulai dengan menjual giant tumbler dan tempat makan, saya bawa beberapa produk ke tetangga dan beberapa orang di dekat rumah," ujar Upik membeberkan usahanya saat awal.

Usaha ini dijalaninya tanpa kenal lelah. Bahkan pernah suatu kali, Upik mendapat konsumen dari angkot. "Waktu itu saya sedang bawa barang pakai plastik bening dari distributor. Tiba-tiba ada yg nanya. Ternyata orang itu bekerja di bank dan dia minta katalog," ujar Upik mengisahkan.  

Tak disangka, dari katalog yang diberikannya serta sedikit presentasi, 2 minggu kemudian wanita tersebut menelpon dan jual-beli berlanjut. "Dari mulut ke mulut, sampai jadi banyak. Padahal hanya modal katalog Hahaha..," selorohnya.

Kendati telah sukses, Upik selalu ingat kendala yang dijadikannya pelajaran. Menurutnya salah satu kendala yang kerap ditemuinya adalah produk-produk yang dipesan pelanggan namun  tidak selalu ready stock. "Kalau sudah begitu, pintar-pintar mencari produk pengganti dengan fungsi sama," tukasnya.

Selain itu, Upik tak pernah absen selalu membawa katalog. "Dimana bertemu  orang dikenal atau tidak dikenal saya bawa katalog selalu," ujar Upik. Dari sana, Upik bisa mengobrol, hingga bisa berbincang  nyaman dengan oranglain.

Kini, setelah Upik memiliki penghasilan yang lebih dari cukup, dirinya mendaftarkan putra semata wayangnya Muhammad Khayru Zidan (9) bersekolah di sekolah Islam Internasional. Baginya, memenuhi kebutuhan masa depan anak tetaplah prioritas utama.Laili/Tabloidnova.com