Sementara Jun, dengan senyum yang selalu menghiasi bibirnya dan raut wajah penuh kebahagiaan layaknya pengantin baru, seolah tak menyiratkan kegundahan tatkala perkawinannya diperkarakan.
Kendati tubuhnya tampak bongsor untuk anak seusianya, ditambah perutnya yang mulai tampak membuncit, sikap kekanak-kanakannya masih terlihat jelas. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya selalu diikuti senyum tersipu malu, layaknya anak-anak.
Anak kelima dari enam bersaudara ini mengatakan, belakangan ini hatinya tengah berbunga-bunga. "Senang lah, bli (kakak dalam Bahasa Bali, Red.) orangnya baik dan ganteng," katanya sambil tersipu.
Dengan lugunya, Jun juga menjelaskan, apa yang dilakukannya ini sama sekali tanpa paksaan dan dilakukan atas dasar suka sama suka. Ia pun tak mempesoalkan ketika harus berbagi tempat dengan istri tua Cidre. "Tidak apa-apa, anak-anak bli juga baik. Sama saya juga memanggilnya ibu," katanya dengan wajah berseri-seri.
Jun yang masih anak-anak ini mengaku tak mengerti ketika haidnya berhenti dan perutnya perlahan mulai membuncit. Ia mengaku hanya diam saja, namun menolak berangkat ke sekolah lantaran merasa malu dengan teman-temannya. Ia pun belum memeriksakan kandungannya ke bidan desa.
Untuk membantu penghasilan sang suami, ia bahkan bekerja di sebuah tempat usaha pembuatan kerajinan. "Saya belum dapat gaji karena baru mulai kerja," imbuh Jun sambil tangannya berusaha menutupi perut buncitnya.
Gandhi Wasono M.